Mohon tunggu...
Riant Nugroho
Riant Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Spesialis Kebijakan Publik, Administrasi Negara, dan Manajemen Strategis

Ketua Institute for Policy Reform (Rumah Reformasi Kebijakan)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Natal dan Kebijakan Publik

24 Desember 2019   13:40 Diperbarui: 24 Desember 2019   13:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan publik adalah keselamatan, karena menyelamatkan bangsa dari kekalahan, baik atas bangsa lain juga atas kehidupannya sendiri. Suatu bangsa yang dalam konflik internal tiada putus, perlu satu keselamatan. 

Dan keselamatan itu ada pada kebijakan publik. Kebijakan publik adalah harapan, ia memberi harapan bahwa hidup bukan saja terus berlanjut, tetapi lebih baik, lebih berpengharapan. Sebuah harapan yang melahirkan harapan yang lebih besar lagi.

Kebijakan publik dan Natal adalah sebuah dimensi yang sama. Natal adalah pembaharuan, keselamatan, dan harapan. Demikian pula kebijakan publik. Tanpa itu, kebijakan publik tidak ada artinya. Ibarat garam, maka tetap berarti jika tetap asin.

 Jika kehilangan rasa asin, maka seperti kata Yesus: "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang". Kebijakan publik yang hambar karena tidak lagi berarti hanya layak dibuang dan diinjak-injak.

Pemerintahan Presiden Jokowi, suka atau tidak, diundang untuk membangun kebijakan-kebijakan publik yang berarti; yang bermakna. Kebijakan publik dalam istilah Sang Natal adalah kebijakan yang memberikan pembaharuan, keselamatan, dan pengharapan.

Tentu saja, ini bukan semata tugas Presiden. Tetapi juga seluruh Pejabat Pemerintah, sejak Menteri, Panglima, Kepala Daerah, dan seluruh ASN. Tapi juga tanggung jawab semua pejabat negara yang berada pada naungan Lembaga Legislatif. Juga Yudikatif. Juga Akuntatif.

Simpulan kita, Yesus, Natal, dan Kebijakan Publik, punya satu kesebangunan: pembaharuan, keselamatan, dan harapan.

Selamat Natal 25 Desember 2019.

Oleh: Dr Riant Nugroho
Ketua, Rumah Reformasi Kebijakan, Ketua Pokja Polhukam Rembugnas 2017
Rumah Reformasi Kebijakan, Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun