Sayasentris - a step of amongs
Bicara soal sayasentris, saya dengan tegas menyatakan bahwa sayasentris ini bukan lifestyle (gaya hidup). Malah bahaya kalau sayasentris menjadi gaya hidup saya. Ngeri, ah. Jangan sampai. Sayasentris itu perlu, tapi bukan segala-galanya. Kalau saya tidak mau sayasentris dan terus-menerus manut, mendengarkan perkataan dan pendapat orang lain, lalu 'disetir' orang lain, kapan saya bisa mandiri dan belajar bertanggung jawab terhadap hidup saya dan orang-orang serta berbagai hal di sekitar saya? Kapan saya Pe-De? Kapan saya tahu waktu yang tepat untuk bertindak dan bagaimana mengambil tindakan untuk melanjutkan hidup? Hidup di sini bukannya terbatas pada diri sendiri, melainkan hidup dalam arti yang sesungguhnya, hidup yang terasa indah ketika bisa saling berbagi, terlepas dari susah dan mudah untuk dijalani. Dengan belajar dari pengalaman-pengalaman pribadi, saya telah mengambil satu langkah dari diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih. Tentunya, harapan saya, saya jadi pribadi yang lebih baik pada kemudian hari. Selebihnya, saya bisa belajar dari pengalaman dan petuah orang lain. Dan mungkin dari lebih banyak sumber pelajaran hidup lainnya.
Wow, lega juga. Akhirnya saya bisa menuangkan apa yang ada dalam pemikiran saya. Semoga tulisan ini (yang juga menjadi bagian dari sayasentris saya) bisa terus mengingatkan saya dan siapapun yang sempat membaca, bahwa perubahan kadang perlu dimulai dari diri sendiri sebelum menuntut supaya apa dan/atau siapa di luar kita berubah seperti yang kita harapkan. Sebab, siapa tahu, seorang 'saya' bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi hidup yang indah dan gampang-gampang susah, pun gampang susah-susah ini.
Mari menjadi pribadi yang lebih baik. Terus semangat. Tuhan memberkati Anda.
Flo | 8 Mei 2014 | Yk.sdrm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H