Kegiatan 4
Kegiatan ini dilakukan di Gedung Prodi Kesehatan Masyarakat Banjarbaru, kegiatan ini berupa refleksi untuk meninjau kembali apa yang didapatkan selama melakukan kebhinekaan 1 dan 2 yaitu setelah berkunjung ke museum Wasaka dan kuliner ke soto bang amat dengan metode sharing. Disana saya mendapatkan pertanyaaan “Apa perbedaan budaya Kalsel dan budaya asal daerahmu?” Disana saya menjelaskan jikalau budaya kalsel memiliki sedikit persamaan yakni pada alat musik tradisional, terutama alat musik petik.
Kegiatan 5
Kegiatan ini dilakukan di NDF Sasirangan Hj. Imay bertempat di Cempaka, kegiatan yang dilakukan mulai dari mempola, menjahit sampai dengan pewarnaan kain sasirangan. Output yang didapatkan mahasiswa mampu mengenali kain sasirangan dan cara membuatnya serta masing-masing dapat membawa kain sasirangan hasil yang mahasiswa buat sendiri.
Kegiatan 6
Kami mendatangi kelompok ibu yang sedang melakukan pewarnaan kain sasirangan khas Kalimantan Selatan. Kegiatan ini berada di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Disana kami satu-persatu diberikan alat semacam jarum kecil dengan ujung terbelah dua, yang mana digunakan untuk memotong tali ikatan yang ada pada rendaman kain sasirangan. Kami juga membantu kelompok ibu tersebut untuk membantu menjempur kain sasirangan yang sudah siap untuk dikemas. Selanjutnya kami mendengarkan penjelasan ibu itu mengenai proses pewarnaan dan sumber warna-warna itu berasal, dan kelompok ibu itu menggunakan pewarna sintetis, karena lebih mudah didapatkan dan lebih banyak pilihan warnanya.
Kegiatan 7
Kegiatan ini dilakukan di NDF Sasirangan Hj. Imay Cempaka, Banjarbaru. Kegiatan ini dilakukan dengan duduk bersama mengevaluasi hasil kegiatan pembuatan kain sasirangan dan sambil sharing terkait makna dari kain sasirangan. Kegiatan dimulai dari pembuatan sketsa sasirangan dengan bantuan cetakan. Sketsa dibuat dengan pensil khusus dengan ketebalan lebih dari 2B, setelah itu, kain di jahit menggunakan jarum dan benang berwarna emas. Lalu di ikat dan direndam dengan soda api dan pewarna sintetis. Sehabis itu, kain di keringkan dengan cara dipanaskan secara manual. Tahap akhir kain di lepaskan dari tali dan jadilah sasirangan khas Kalimantan selatan.