Merauke adalah rumah bagi banyak suku, termasuk suku pendatang dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan semboyan "Izakod Bekai, Izakod Kai", masyarakat diajak untuk hidup berdampingan dengan harmonis. Hal ini menjadikan Merauke sebagai contoh nyata dari implementasi Bhineka Tunggal Ika.
6. Relevansi dalam Konteks Nasional
Secara lebih luas, semboyan ini relevan untuk Indonesia, yang merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku, dan agama. Semangat "Satu Hati, Satu Tujuan" bisa menjadi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
7. Pengaruh dalam Pariwisata dan Promosi Budaya
Semboyan ini juga menjadi daya tarik wisata budaya. Banyak wisatawan yang tertarik untuk memahami nilai-nilai lokal yang tercermin dalam semboyan tersebut. Festival budaya dan seni di Merauke sering mengangkat tema persatuan yang diilhami oleh "Izakod Bekai, Izakod Kai".
8. Pelestarian Melalui Generasi Muda
Pemerintah dan tokoh adat aktif melibatkan generasi muda dalam menjaga dan melestarikan makna semboyan ini. Upaya ini dilakukan melalui pendidikan, kegiatan seni, hingga media sosial yang menyampaikan pesan-pesan persatuan.
Semboyan "Izakod Bekai, Izakod Kai" bukan sekadar kata-kata, tetapi filosofi yang hidup di tengah masyarakat Merauke. Nilainya mengajarkan persatuan, toleransi, dan kerja sama dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Di era modern yang penuh tantangan, semboyan ini tetap relevan sebagai pengingat bahwa dengan bersatu, semua tantangan bisa diatasi.
Semoga kita semua dapat belajar dari semangat persatuan yang ditanamkan melalui semboyan ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H