Pada tahun 1949, RRI mulai menata diri dan menjadi stasiun radio publik yang independen.
Pada tahun 1950 mulai menjadi tonggak awal dikonotasikannya RRI menjadi "corong pemerintah", RRI selalu membuat penjelasan dan justifikasi atas setiap tindakan pemerintah dan menyuarakan setiap kebijakan program pemerintah tanpa mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Contohnya dalam dunia pers, pada masa orde lama dan rezim liberal, media massa dipengaruhi oleh partai politik.
RRI pada tahun 1959 atau masa Orde Lama masih menjaddi corong pemerintah dengan menyampaikan kebijakan dan program pemerintah seperti informasi politik, pendidikan dan hiburan yang bertujuan untuk menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat. (Wijaya, 2012)
Pada tanggal 30 September 1965, RRI Pusat diduduki oleh gerakan pemberontak G30S/PKI. Pemberontakan ini dilakukan oleh pasukan G30S/PKI yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung dan Brigadir Jenderal Supardjo. Mereka menduduki objek-objek vital di ibukota Jakarta, termasuk RRI Pusat, untuk menyiarkan berita tentang gerakan mereka dan menyebarkan rumor palsu tentang terbentuknya Dewan Revolusi.
Orde Baru merupakan masa pemerintahan yang berbeda dari masa-masa sebelumnya, karena program pemerintah sendiri tidak lagi mengacu kepada bidang politik. Pada era Presiden Soeharto program-programnya di bidang pembangunan mulai banyak ditonjolkan. RRI menjadi salah satu media terdepan pada masanya, yaitu dengan diperkenalkan program KLOMPENCAPIR (Kelompok, Pendengar, Pembaca dan Pemirsa) yang aktif digalakkan pemerintah sebagai bagian dari program sosialisasi pembangunan orde baru.
Pada tahun 1998, Indonesia mengalami masa yang mengerikan, mulai dari krisis mata uang sampai demonstrasi besar-besaran yang menyerukan penggulingan rezim Soeharto yang penuh dengan tindak pidana. Sebagai lembaga publik yang melayani masyarakat, RRI berkomitmen untuk terus menyiarkan peristiwa-peristiwa tersebut. RRI juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan keinginannya. Bahkan setelah rezim Orde Baru berakhir, siaran radio terus memberikan informasi kepada masyarakat tentang berakhirnya rezim Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. (Wijaya, 2012)
Dari pembahasan di atas RRI selalu memberikan informasi, berita, edukasi serta hiburan yang sangat bermanfaat kepada seluruh masyarakat Indonesia. Tidak heran jika RRI disebut sebagai salah satu alat perjuangan dari bangsa kita.
Referensi:
Saifullah, M., Abdullah, T., & Abidin, Z. (2017). Perkembangan Radio Republik Indonesia (RRI) Banda Aceh Tahun 1946-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Volume 2, Nomor 1, hlm. 90-102.
Wijaya, D. W. (2012). Sejarah Radio Republik Indonesia Wilayah Semarang Tahun 1945-1988. Journal of Indonesian History, Vol.1 (1).