Sukabumi ialah salah satu kota tujuan wisata di Jawa barat yang memiliki berbagai macam jenis makanan, mulai dari yang tradisional hingga modern. Kekayaan kuliner khas Sunda yang unik dan tentunya dengan cita rasa yang khas serta enak, sangat layak untuk dicoba. Seperti Surabi, Mochi Lampion, Roti Priangan dan masih banyak lagi. Untuk kalian yang akan berlibur atau berkunjung ke Sukabumi, wajib mencoba nih kuliner khas tersebut! Jangan sampai menyesal.
Nah, makanan khas Sukabumi yang akan diulas pada tulisan kali ini yaitu Enye. Enye adalah makanan sejenis kerupuk yang bahan dasarnya singkong. Cara membuatnya pun cukup mudah, selain karena bahan bakunya yang tak sulit dicari, proses pembuatannya pun tidak terlalu sulit dan ribet. Ibu Eel sebagai salah seorang pembuat Enye yang berlokasi di Kampung Tangkil Desa Gunung Endut menjelaskan bagaiamana proses pembuatnnya yang cukup sederhana.
Enye itu bahan dasarnya singkong, singkong yang sudah tua akan lebih bagus karena aci yang dihasilkan akan lebih banyak. Kalau cara membuatnya tidak susah, apalagi singkongnya juga sangat mudah didapatkan.
Proses pembuatan Enye yang sudah lama ditekuni oleh ibu Eel dibilang agak sedikit berbeda dengan orang yang membuat Enye kebanyakan. Ia mengungkapkan, hal itu dilakukannya supaya hasil olahannya juga berbeda dan mempunyai cita rasa yang khas.
Sebetulnya cara saya membuat Enye ini agak berbeda dengan orang lain, soalnya singkong yang telah saya parut tidak langsung dicetak diatas daun pisang tapi saya peras terlebih dahulu untuk diambil acinya yang nantinya akan dicampurkan dengan singkong sisa perasannya. Nanti kalau seperti itu Enyenya akan lebih renyah dan warnanya lebih putih.
Jadi untuk proses pembuatnnya dibutuhkan bahan utamanya yaitu singkong ditambah rempah-rempah seperti bawang putih, kencur atau cikur, ketumbar dan bumbu-bumbu yang lainnya seperti garam dan cabe bila ingin ada rasa pedas pada Enyenya.
Langkah-langkahn pembuatannya,Â
Pertama, siapkan singkong sesuai kebutuhan, kemudain kupas dan cuci hingga bersih.Kedua, parut singkong yang sudah dicuci.
Ketiga, peras singkong yang sudah diparut dan diamkan air perasannya hingga ada aci yang mengendap (sekitar 1 jam).
Keempat, sambil menunggu aci dari hasil perasannya, haluskan terlebih dahulu bawang putih, kencur, ketumbar, dan cabe (bila ingin ada rasa pedasnya).
Kelima, campurkan sisa singkong yang sudah diperas dengan aci hasil perasannya tadi.
Keenam, tambahkan rempah-rempah yang sudah dihaluskan tadi dan tambahkan juga garam secukupnya kemudian aduk sampai merata.
Ketujuh, siapkan cetakan atau media untuk menaruh adonannya, paling bagus dari daun pisang.
Kedelapan, cetak adonan diatas daun pisang atau cetakan lainnya. Ukurannya sesuaikan dengan keinginan.
Kesembilan, kukus adonan yang sudah dicetak. Kira-kira 30 menit (bila adonannya banyak).
Kesepuluh, angkat adonan yang telah dikukus dan jemur sampai kadar airnya hilang atau kering. Bolak-balik jemurannnya bila ingin cepat kering.
Kesebelas, setelah jemurannya kering, pisahkan daun pisang atau cetakan dari Enyenya. Enye sudah siap digoreng.
Ibu Eel juga mengatakan bahwa dalam proses pembuatnnya bisa sehari langsung jadi asalkan cuacanya panas agar proses penjemuran lebih cepat sehingga bisa langsung kering.
Sehari juga kalau cuacanya panas bisa langsung kering. Jadi membuat adonannya pagi, nah sore itu sudah bisa kering dan sudah bisa langsung di goreng.
Meskipun ibu Eel sudah bertahun-tahun membuat Enye, tapi beliau tidak mau dan tidak pernah menjual Enyenya. Alasannya karena beliau membuat Enyenya untuk makanan atau cemilan keluarganya dan memberi tetangganya saja.
Kalau menjual saya tidak pernah, emang gak niat jualan juga. Palingan saya bagi-bagi ke tetangga saja. Saya membuat Enye ini karena emang suka saja membuat olahan-olahan tradisional kaya gini dan supaya bisa dinikmati bersama keluarga. Kadang kalau ada tamu, saya hidangkan juga Enye buatan saya ini.
Pembuatan Enye yang dilakukan ibu Eel biasanya akan banyak ketika harga singkong lagi murah, karena biasanya banyak singkong-singkong kecil yang tidak di jual ke pasar dan dibiarkan begitu saja. Tapi jika dihitung-hitung, dalam setahun ibu Eel bisa lebih dari 7 kali membuat Enye dan hasilnya sangat banyak. Ia juga menuturkan bahwa sudah sangat jarang sekali orang yang mau membuat olahan tradisional seperti Enye ini. Karena orang-orang sudah terbiasa dengan makanan yang lebih modern, padahal dari sisi cita rasa makanan tradisional tidak kalah enak bahkan lebih sehat.
"Sudah jarang sekali yang mau membuat makanan-makan seperti Enye ini. Padahal cara membuatnya tidak susah. Di kampung ini saja paling ada dua sampai tiga oang yang masih membuat Enye. Itu pun biasanya orang-orang yang sudah tua yang masih mau membuatnya."
Pembuat makanan tradisional memang sudah tidak banyak, apalagi sekarang sudah banyak sekali kue-kue atau makanan yang lebih menarik dari segi tampilannya. Sehingga makanan seperti Enye juga sudah agak sulit ditemui dipasaran. Ibu Eel inilah salah seorang yang masih mau dan suka membuat olahan tradisional khas Sukabumi ini walaupun tidak untuk dijual.
Nah, gimana, sudah paham belum cara membuat Enye? Kalau sudah, tertarik gak untuk coba membuatnya?
Yuk kembali lestarikan dan cintai makanan-makan tradisional seperti Enye khas Sukabumi ini. Jangan sampai makanan tradisional hilang begitu saja. Cintai makanan tradisional dan tetap nikmati makanan modern.
Oh ya, di daerah kalian ada makanan khas apa aja nih? Yuk tulis dikolom komentar dan bagikan ceritanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H