Mohon tunggu...
Rianblackcross
Rianblackcross Mohon Tunggu... Freelancer - Just for blogging, And enjoy read my content.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Just for blogging. And enjoy read my content.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cara Crowde Menangani Kesulitan Modal untuk Petani di Sektor Pertanian | Crowde Membangun Bangsa

24 Oktober 2022   15:00 Diperbarui: 25 Oktober 2022   18:38 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikenal sebagai Negara agraris, dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Namun, melihat perkembangannya saat ini, sektor pertanian kurang diperhatikan, dan petani masih banyak mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas bertani. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya seperti kesulitan modal.

Masalah permodalan yang sering kali menyulitkan para petani, berdampak pada penghambatan peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman pangan seperti padi. Dengan kondisi petani yang kesulitan dalam hal permodalan kemudian menghambat petani untuk bisa menggunakan input-input pertanian yang berkualitas maupun untuk menerapkan teknologi baru. Selain itu, ada beberapa kendala yang mempengaruhi petani kesulitan dalam hal modal bertani dan membuat bermasalah.


Lahan Pertanian Kecil

Modal utama dalam bertani yaitu adanya lahan untuk aktivitas bertani. Dengan adanya lahan pertanian atau alam yang selaras, maka dapat membuat para petani mendapatkan hasil panen yang melimpah.

Sektor pertanian mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itulah yang menyebabkan lahan pertanian merupakan faktor utama dalam memproduksi hasil pertanian. Secara filosofis, lahan memang mempunyai peran serta fungsi yang sentral bagi masyarakat Indonesia yang bercorak agraris.

Karena disamping mempunyai nilai yang ekonomis, lahan juga memiliki nilai sosial, bahkan religius. Akan tetapi, lahan pertanian semakin hari semakin menyempit dikarenakan alih fungsi lahan, hal tersebut kini menjadi ancaman serius dalam sektor pertanian. Lahan pertanian dialihfungsikan menjadi bangunan, maka upaya budidaya pertanian akan sia-sia. Dengan begitu masyarakat akan sulit untuk mendapatkan makanan.


Belum Memiliki Asuransi Pertanian

Asuransi pertanian merupakan mekanisme finansial yang dapat membantu mengelola kerugian pada pertanian yang diakibatkan oleh bencana alam, cuaca atau risiko yang diluar kemampuan petani untuk mengendalikannya. Maka dari itu, diperlukan asuransi pertanian untuk menyejahterakan para petani. Karena, asuransi pertanian ini mempunyai manfaat yang bisa menyejahterakan kehidupan para petani di Indonesia.

Banyaknya petani yang sering kali mengalami kesulitan dalam hal modal, salah satu faktornya karena belum menggunakan layanan asuransi pertanian. Padahal dengan menggunakan asuransi pertanian ini dapat memberikan ganti rugi bahkan dapat memodali aktivitas bertani yang mengalami gagal panen atau semacamnya.

Diadakan layanan asuransi pertanian ini bertujuan untuk memakmurkan para petani. Ketika petani Indonesia makmur, maka masyarakat Indonesia pun akan ikut makmur, karena tidak kesulitan dalam mencari bahan makanan. Harganya juga terjangkau karena melimpahnya hasil panen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun