Mohon tunggu...
Rianblackcross
Rianblackcross Mohon Tunggu... Freelancer - Just for blogging, And enjoy read my content.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Just for blogging. And enjoy read my content.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Resiko Di Usaha Pertanian Yang Bisa Membuat Bermasalah

24 September 2021   13:42 Diperbarui: 24 Oktober 2022   12:00 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Freepik

Petani harus memenuhi perubahan kebutuhan dan harapan regulator, konsumen, serta pengolah makanan dan pengecer. Ada tekanan yang meningkat dari perubahan iklim, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati, serta dari perubahan selera konsumen terhadap makanan dan kekhawatiran tentang bagaimana makanan itu diproduksi. 

Selain itu, alam tempat pertanian bekerja -- tanaman, hama, dan penyakit -- terus menghadirkan tantangan tersendiri. Sementara pertanian modern menyediakan sejumlah besar solusi, hasilnya tidak selalu sama karena setiap pertanian adalah unik. 

Setiap pertanian memiliki bentang alam, kondisi tanah, teknologi yang tersedia, dan potensi hasil yang berbeda. Hal-hal inilah yang menjadi tantangan bagi usaha pertanian yang sering kali membuat bermasalah. Untuk kalian yang ingin tahu tentang riskan masalah tantangan di dunia pertanian itu, Saya punya jawabannya, nih.

Masalah apa yang dihadapi petani, sehingga memungkinkan  bermasalah?

Petani perlu menghadapi banyak masalah, termasuk bagaimana:

  • Mengatasi perubahan iklim, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati
  • Memuaskan permintaan, selera, dan harapan konsumen yang berubah
  • Memenuhi permintaan yang meningkat untuk lebih banyak makanan dengan kualitas lebih tinggi
  • Berinvestasi dalam produktivitas pertanian
  • Mengadopsi dan mempelajari teknologi baru
  • Tetap tangguh terhadap faktor ekonomi global
  • Menginspirasi kaum muda untuk tetap tinggal di pedesaan dan menjadi petani masa depan

Petani harus beradaptasi dengan perubahan iklim

Efek perubahan iklim mempengaruhi kemampuan petani untuk menanam makanan yang kita semua butuhkan. Cuaca yang semakin tidak menentu dan kejadian yang lebih ekstrim -- seperti banjir dan kekeringan -- mengubah musim tanam, membatasi ketersediaan air, memungkinkan tumbuhnya gulma, hama dan jamur, serta dapat menurunkan produktivitas tanaman. Sedangkan, erosi tanah mengurangi jumlah lahan yang tersedia untuk pertanian, dan penurunan keanekaragaman hayati mempengaruhi penyerbukan tanaman. 

Pada saat yang sama, petani berada di bawah tekanan untuk menghemat air dan menggunakan lebih sedikit input pertanian. Oleh karena banyaknya efek dari perubahan iklim yang tidak menentu ini, maka banyak proyek usaha tani yang juga mengalami kendala, sehingga membuat menjadi bermasalah. Sulit memang menghindari tantangan tersebut, tapi kami berusaha untuk meminimalisirnya.

Kebutuhan dan harapan konsumen mendorong rantai nilai makanan

Petani perlu memenuhi permintaan yang meningkat untuk lebih banyak makanan dengan kualitas lebih tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran fokus dari kekhawatiran tentang 'makanan yang cukup' menjadi 'makanan yang baik'. 

Masyarakat memiliki harapan yang meningkat dari petani untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan, untuk meningkatkan kandungan nutrisi tanaman, serta untuk lebih meminimalkan residu kimia pada tanaman dan lingkungan.

Mengadopsi dan mempelajari teknologi

Teknologi meningkatkan produktivitas tanaman, tetapi petani perlu berinvestasi dalam teknologi tersebut. Mulai dari benih yang diolah dan produk perlindungan tanaman hingga aplikasi analisis data dan penyemprotan presisi. 

Sementara petani skala besar mungkin mampu berinvestasi pada teknoogi ini, namun petani kecil tidak selalu memiliki akses ke sumber kredit yang terjangkau. Dan kemudian petani harus belajar bagaimana menggunakan teknologi ini dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan bisnis mereka. Memperkenalkan teknologi baru tidaklah mudah. 

Petani kita masih sangat meyakini pengalamannya bertani mereka, yang pada akahirnya membuat mereka tidak serta-merta mau menerima input dari luar. 

Meskipun demikian, kami tetap berproses, walaupun membutuhkan waktu lebih panjang. Semua demi usaha pertanian yang lebih maju di masa yang mendatang.

Faktor ekonomi global

Keputusan bisnis petani diperumit oleh faktor ekonomi global, seperti fluktuasi harga komoditas dan masalah perdagangan, dan fakta bahwa panen dapat dipengaruhi oleh cuaca, serangga, atau penyakit.

Menginsipirasi kaum muda

Ada juga pertanyaan: siapa yang akan bertani di masa depan? Karena jutaan orang dari daerah pedesaan bermigrasi ke kota setiap tahun, petani perlu cukup menginspirasi kaum muda untuk tetap tinggal dan membangun karir di bidang pertanian.

Itulah tantangan yang dihadapi usaha pertanian hingga riskan membuat menjadi bermasalah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun