Begitu cerita putra kedua saya saat ia pulang kemarin dari Semarang. 3 minggu kami bercerita panjang lebar. Senang mendengar curhatannya. Jiwa kritisnya di Sekolah Dasar dulu muncul lagi.
Dengan satai saya jawab, "Itulah hidup Bang. Penuh warna. Ada yang tegas, wibawa, lembut, dan manis perilaku guru dan dosen kita. Mereka punya latar hidup beda-beda. Ada yang diasuh tegas, wibawa, lembut, dan manis. Ada pula yang diasuh dengan marah dan kasar. Pandai-pandai menyikapi itu Nak."
Jadi, Android bisa menjadi pemantik dalam belajar yang efektif jika digunakan dengan keseimbangan antara manfaat teknologi dan disiplin belajar. Kuncinya kolaborasi antara orangtua, anak, pemanfaatan android.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI