Misalnya 1 tugas selesai boleh bermain game dalam 1 jam. Istirahat seperti shalat, makan, dan peregangan otot tubuh. Belajar lagi untuk mengerjakan tugas berikut. Usai tugas bermain lagi dalam waktu dua jam. Istirahat untuk tidur. Ketika mereka sudah terbiasa dengan menej waktu di atas, mereka pun akan sukses belajar.
Berikut beberapa cara agar Android dapat berperan sebagai pemantik belajar:
1. Akses ke Sumber Belajar
- Google Search dan YouTube membantu anak menemukan informasi yang mereka butuhkan. Awasi mereka saat mengakses ini sambil ditemani dan diajak mengobrol. Bila anak kesal saat diajak mengobrol berarti ia sedang kelelahan. Alihkzn perhatiannya dengan istirahat. Siapkan makanan favorit anak.
- Bila mood sudah baik lagi bisa lanjut belajar.
- Aplikasi edukasi seperti Khan Academy, Ruangguru, atau Duolingo bisa memberikan pembelajaran tambahan.
- e-Book dan PDF bisa diakses melalui Google Books atau Kindle. Dampingi dan ajak bercerita sambil mengawasi mereka.
2. Meningkatkan Kreativitas
- Aplikasi seperti Canva atau Sketchbook memungkinkan anak membuat presentasi atau ilustrasi untuk tugas mereka. Bantu mereka memupuk rasa percaya diri dalam hal ini.
- Google Docs dan Microsoft Word mempermudah pembuatan laporan tugas mereka. Cek laporan yang mereka buat. Misal huruf kapitalnya. Penggunaan kata hubung salah dalam kalimat. Sejak ada AI. Anak tak segan-segan menggunakan Dan di awal kalimat mereka.
3. Membantu Pengelolaan Waktu
- Seperti dijelaskan di atas, anak harus dibantu memenej waktu mereka.
- Google Calendar atau aplikasi to-do list (seperti Todoist) membantu mereka mengatur jadwal belajar dan deadline tugas tepat waktu. Duduklah di sebelah anak saat mereka belajar di rumah. Jangan diserahin semua pada guru les apalagi Android.
- Fitur alarm dan reminder memastikan mereka tidak lupa mengerjakan tugas. Tak sempurna kita dan anak selaku manusia. Kesibukan dan rasa lelah membuat kita suka lupa. Maka fitur alarm dan reminder perlu.
4. Interaktif dan Menyenangkan
- Aplikasi gamifikasi seperti Kahoot! membuat belajar lebih mereka lebih menarik.
- Virtual lab dan simulasi membantu anak memahami konsep sains dengan lebih baik pula. Kemon temani mereka belajar. Mari sayangi generasi mereka.
5. Membantu Kolaborasi
- Layaknya kita, anak juga butuh kawan kerjasama. Google Classroom, Zoom, atau WhatsApp memungkinkan mereka berdiskusi dengan teman, dan guru secara online. Awasi mereka dari lantai bawah.
- Fitur berbagi dokumen memudahkan kerja kelompok mereka juga.
Tantangan dan Solusi Android
Penggunaan Android seperti cerita di atas sangat keren. Tapi orang tua juga harus tahu bahwa android  bisa menjadi distraksi bagi anak jika tidak diawasi. Untuk mengatasi ini:
- Gunakan juga parental control untuk membatasi akses ke aplikasi yang tidak relevan. Di sana banyak promo. Anak usia kepo pula. Karena kepo, mereka bisa bablas. Maka awasi dan gunakan parental control.
- Tetapkan waktu belajar dan bermain seperti cerita saya di atas dengan aturan yang jelas. 1 tugas selesai boleh main game dulu misalnya.
- Dorong diskusi aktif dengan ajak anak bercerita agar anak tetap terarah dan tidak sekadar mengandalkan gadget.
Ketika anak-anak duduk santai bersama dengarkan celoteh mereka tentang aksi guru dan dosen mereka di kampus atau di sekolah. Tiap cerita mereka perlu tanggapan.
"Dosenku ini tegas Ma. Kasih nilai juga tegas A+ andai semua dosen seperti ini. Bisa 4 IPK mahasiswa Ma."