Sebuah Anak Klip dan Sepotong Penyesalan
Di salah satu kota, Lina sedang memberikan penyuluhan tentang keamanan pangan di balai kelurahan, tepatnya Koto Panjang, Kota Padang Panjang. Suasana tiba-tiba berubah tegang ketika seorang ibu menjerit. Bu Santi, datang tergopoh-gopoh sambil menyeret anaknya yang menangis.
"Bu Lina, tolong! Anak saya tadi menelan sesuatu saat makan jajanan di sekolahnya!" Seru Bu Santi dengan wajah panik.
Lina segera menenangkan Bu Santi dan memeriksa anak itu. Setelah mendengar ceritanya, Lina menyadari bahwa benda yang tertelan adalah anak klip kecil yang tidak sengaja bercampur dalam jajanan pas anak membuka jajanan.
"Ini bisa berbahaya, Bu Santi. Kita harus segera membawanya ke dokter," ujar Lina sambil mengatur napasnya.
Bu Santi pun ikut menangis, menyesali kebiasaannya membiarkan anaknya membeli jajanan sembarangan. "Saya tidak pernah memeriksa jajanan itu, Bu Lina. Saya pikir semuanya aman."
Lina mengangguk dengan lembut. "Inilah pentingnya kita mengenal bahaya fisik pada makanan terlebih dahulu. Kadang, benda kecil seperti klip atau staples bisa saja tidak sengaja masuk ke dalam makanan ketika kita membuka bungkusnya. Sebagai orang tua, kita harus lebih berhati-hati. Ajari anak dari rumah untuk waspada. Perhatikan kemasan makanan. Bila memakai klip, buka dulu klipnya dengan jari dan kuku atau jepitan."
Cerita itupun menjadi pembuka diskusi yang hangat di balai kelurahan. Masyarakat diminta  mulai sadar bahwa keamanan pangan bukan hanya tanggung jawab pedagang, tetapi juga tanggung jawab bersama, termasuk orang tua di rumah karena kadang sekolah terlupa mengingatkan.***
Penyalahgunaan Bahan Berbahaya yang Dilarang pada Pangan
Inilah tantangan tulisan yang diajukan salah satu teman pembina PJAS di sekolah kepadaku tadi malam hingga aku tak sempat setor tulisan tadi malam karena sudah sangat mengantuk.Â
"Assalamu'alaikum wr..wb...Iko yu..terkait inovasi kader PJAS dalam implementasi kader. Sesuai saran BPOM salah satu saran BPOM, kita bisa sosialisasi melalui kesenian randai. Yu..boleh uni  minta tolong ciek. Setelah tanya ke Yogi guru randai. Nyo minta buek an sebuah dialog randai durasi 15 menit paling lamo lah.. Dengan tokoh 5 orang. Katonyon minta bantuan guru B.indonesia bikin naskahnya. Jadi uni  nio.minta tolong iyu buekan dialok tentang sebuah peristiwa anak yang tertelan anak  klip/ jarum pentul. Dek kurang hati-hati mambali jajanan. Klip/ pentul tukan termasuk pencemaran fisik dari 3 jenis pencemaran, biologi, dan kimia. Masalahnyo kini..nyo harus diuopload Sabtu paling lambek. Kato Yogi Sabtu bisa diambik video randainyo..kalau ada konsep dialognyo bisuk yu. Lai bisa itu mambantu Yo tu."
Uni/Kakak rekan kerja itupun mengirimkan dua foto ini kepadaku sebagai bahan dasar membuat naskah randai durasi 15 menit. Kemudian aku Screnshoot (SS) dan mulai membuat tulisan.
Dari tadi penasaran dong apa itu PJAS?Â
PJAS merupakan singkatan dari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). PJAS adalah makanan atau minuman yang dijual di lingkungan sekolah dan dikonsumsi oleh anak sekolah.
PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) bagian dari Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Proyek Prioritas Nasional (ProPN) yang bertujuan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia generasi penerus bangsa.
Program ini berfokus pada upaya menjamin keamanan pangan jajanan anak sekolah melalui berbagai intervensi yang melibatkan komunitas sekolah. Langkah ini penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Program PJAS Aman dirancang untuk meningkatkan kemandirian sekolah dalam memastikan keamanan pangan. Upaya ini dilakukan dengan memberdayakan kepala sekolah, guru-guru, siswa, Kantin, dan orang tua sebagai kader keamanan pangan sekolah.Â
Selain itu, program ini mencakup intervensi langsung terhadap keamanan pangan jajanan anak sekolah dan pelaksanaan sertifikasi sekolah PJAS Aman sebagai bentuk pengakuan atas komitmen sekolah terhadap kesehatan peserta didiknya.
Dalam sosialisasi PJAS, peserta didik diberikan edukasi mengenai pangan sehat serta zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Mereka juga diajarkan cara menakar konsumsi gula, garam, dan lemak sesuai aturan, serta memilih makanan kemasan yang aman.Â
Dengan pemahaman itu, diharapkan anak-anak dapat lebih bijak dalam mengonsumsi jajanan dan menjaga kesehatan mereka sejak dini demi masa depan mereka kelak.
Mengenal Bahaya Pada Pangan
Bahaya pangan adalah ancaman yang dapat menyebabkan makanan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi, baik karena kontaminasi biologis, kimia, maupun fisik. Kontaminasi biologis melibatkan mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit, sementara kontaminasi kimia dapat berasal dari residu pestisida, logam berat, atau bahan tambahan pangan yang berlebihan.
Selain itu, bahaya fisik seperti serpihan kaca, anak klip, plastik, atau logam juga bisa mencemari makanan. Jika tidak ditangani dengan baik, bahaya pangan ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti keracunan makanan, penyakit kronis, atau bahkan kematian.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan, memilih bahan makanan berkualitas, dan mematuhi standar keamanan kemasan pangan.
1. Bahaya Biologi
Bahaya biologi pada pangan disebabkan oleh mikroorganisme seperti mikroba, jamur, bakteri, virus, dan parasit yang dapat mencemari makanan dan minuman.Â
Kontaminasi ini sering terjadi akibat penanganan makanan yang kurang higienis, penyimpanan yang tidak tepat, atau penggunaan bahan mentah yang terkontaminasi. Mikroorganisme seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria dapat menyebabkan keracunan makanan atau infeksi serius.
Gejala yang ditimbulkan meliputi mual, muntah, diare, dan demam, bahkan pada kasus tertentu dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, menjaga kebersihan, memasak makanan hingga matang, dan menyimpan makanan pada suhu yang sesuai sangat penting untuk mencegah bahaya biologi.
Bahan biologi seperti dijelaskan di atas dapat berupa mikroba (bakteri, kapang, kamir, virus) dan parasit. Pertumbuhan mikroba atau kuman bisa menyebabkan pangan menjadi rusak sehingga tidak layak untuk dimakan dan dapat menyebabkan keracunan pada manusia hingga berisiko kematian.
Faktor yang memengaruhi pertumbuhan bakteri dapat berupa:
1. Makanan: Pangan berprotein tinggi (daging, ikan, susu, dan produk olahannya).
2. Waktu: Bakteri berkembang biak sangat cepat, dapat membelah diri setiap 20 menit!
3. Keasaman: Bakteri tumbuh subur pada pH tertentu, tetapi tidak tumbuh dalam kondisi asam kuat.
4. Air: Pangan kering seperti tepung dan kerupuk tidak mendukung pertumbuhan mikroba.
5. Suhu: Bakteri berkembang biak optimal pada suhu tubuh manusia, yaitu 37°C.
2. Bahaya Kimia
Bahan berbahaya yang dilarang pada pangan atau digunakan melebihi ambang batas dapat menimbulkan risiko kesehatan serius. Contohnya, pewarna tekstil seperti Rhodamin B dan Methanil Yellow sering disalahgunakan dalam makanan, meskipun beracun dan tidak aman dikonsumsi.
Selain itu, penggunaan formalin sebagai pengawet makanan juga sangat berbahaya karena bersifat karsinogenik. Bahkan bahan tambahan yang diizinkan, seperti nitrat atau nitrit dalam daging olahan, dapat membahayakan jika digunakan melebihi ambang batas yang ditentukan.
Oleh karena itu, penting untuk mematuhi peraturan keamanan pangan dan menghindari konsumsi produk yang tidak jelas keamanannya.
Bahaya kimia seperti dijelaskan di atas dapat pula berupa:
1. Racun Alami dari Pangan
Contoh: Racun Jamur, Racun Singkong (Sianida), Racun Jengkol (Asam Jengkolat).
2. Cemaran Bahan Kimia dari Lingkungan
Contoh: Asap kendaraan bermotor, residu pestisida.
3. Bahan Berbahaya yang Disalahgunakan pada Pangan
Contoh: Boraks, Formalin, Rhodamin B, Methanil Yellow.
4. Cemaran akibat Pengolahan Pangan
Contoh: L-akrilamida, Asam Lemak Trans, Benzo-a-piren.
5. Penggunaan Bahan Tambahan Pangan yang Melebihi Takaran
Contoh: Penggunaan pewarna, pemanis, dan pengawet secara berlebihan.
3. Bahaya Fisik
Bahaya fisik apat melukai saluran pencernaan. Bahaya fisik pada pangan terjadi ketika benda asing yang tidak seharusnya ada dalam makanan mencemarinya, seperti serpihan kaca, logam, anak klip, plastik, batu, atau rambut.
Kontaminasi ini dapat berasal dari proses produksi, pengemasan, atau penanganan makanan yang kurang higienis. Bahaya fisik tidak hanya mengganggu kenyamanan konsumen, tetapi juga berpotensi menyebabkan cedera, seperti luka di mulut, kerongkongan, atau saluran pencernaan. Untuk mencegahnya, diperlukan kontrol kualitas yang ketat, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses distribusi, guna memastikan makanan bebas dari benda asing yang membahayakan seperti cerita di atas.
Pangan Aman Bebas dari 3 Bahaya: Bahaya Biologi, Bahaya Kimia, dan Bahaya Fisik.
Penyalahgunaan Bahan Berbahaya yang Dilarang pada Pangan
Adapun penyalahgunaan bahan berbahaya yang dilarang pada pangan:
Formalin
Penyalahgunaan: Mi basah, tahu, ikan, dll.
Boraks
Penyalahgunaan: Kerupuk, bakso, mi basah, siomay, lontong.
Alternatif lain: BTP Sodium Tri Poly Phosphate (STPP).
Rhodamin B
Penyalahgunaan: Kerupuk, terasi, pangan jajanan berwarna merah.
Methanil Yellow
Penyalahgunaan: Kerupuk, mi, pangan jajanan berwarna kuning.
5 Kunci Keamanan Pangan
Lima kunci keamanan pangan sangat penting diterapkan pada jajanan kantin untuk memastikan makanan aman dan sehat.Â
Pertama, jaga kebersihan dengan mencuci tangan, peralatan, dan bahan makanan sebelum mengolahnya.
Kedua, pisahkan bahan mentah seperti daging atau ikan dari makanan matang untuk mencegah kontaminasi silang.
Ketiga, pastikan makanan dimasak hingga matang sempurna, terutama untuk produk seperti gorengan atau lauk.
Keempat, simpan makanan pada suhu yang aman, hindari membiarkannya terlalu lama di suhu ruang.
Kelima, gunakan bahan baku yang aman dan bebas dari bahan berbahaya agar jajanan kantin tetap berkualitas dan sehat untuk konsumen.
Jadi 5 Kunci Keamanan Pangan:
1. Jaga kebersihan.
2. Pisahkan pangan mentah dan matang.
3. Masak dengan suhu yang tepat.
4. Simpan makanan pada suhu aman.
5. Gunakan air dan bahan baku yang aman.
Jadi, PJAS: Bahaya Anak Klip dan Alasan Harus Hati-Hati Jajan di Kantin Sekolah itu sangat penting diketahui orangtua, sekolah, dan stake holder termasuk pengurus kantin dan peserta didik.
NiYu Padang Panjang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI