Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Mempertimbangkan Pindah Sekolah untuk Kebaikan Mental Anak yang Berkasus

13 Januari 2025   21:18 Diperbarui: 14 Januari 2025   13:48 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Freepik)

Sebuah Langkah Kembali

Tri duduk di sudut ruang kelas. Ia nampak menunduk dan matanya kosong. Di luar, matahari bersinar terik, namun di dalam dirinya terasa begitu gelap. Suara bisikan teman-temannya terdengar samar sehingga ia tak mampu mendengarnya dengan jelas. 

Pikiran Tri terus berputar, terjebak dalam kenangan buruk yang datang seiring dengan kasus yang mengguncang sekolahnya. Beberapa hari lalu, ia bersama dua temannya, Nisa dan Farah, tanpa pikir panjang memutuskan untuk melakukan live streaming di media sosial.

Mereka hanya ingin tampil seperti orang-orang populer di dunia maya—berbicara bebas, berpakaian tidak sesuai dengan norma yang diharapkan, dan berbicara dengan cowok gagah yang bahkan mereka tidak kenal. Semua itu terjadi begitu cepat, tanpa mempertimbangkan apa yang akan mereka hadapi ke depannya.

Namun, saat video itu tersebar, Tri dan teman-temannya segera merasakan dampaknya. Guru-guru mulai berbicara di belakang mereka, teman-teman sekelas mulai menjauh, dan orang tua mereka mendapat kabar buruk.

Yang paling menyakitkan bagi Tri adalah ketika mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa meskipun mereka mengklaim bahwa yang mengikuti live mereka hanya sesama perempuan, ada banyak yang menonton, termasuk laki-laki, bahkan ada yang lebih tua dari mereka.

Hari ini, Tri tidak bisa menghadapinya. Dengan wajah memerah dan tangan yang gemetar, ia meminta izin untuk pulang lebih awal. "Aku malu, Bu," ucapnya terbata-bata saat menemui wali kelas di ruang guru. "Aku nggak kuat dengan semuanya. Aku nggak bisa lagi ke sekolah."

Wali kelas itu menatapnya dengan penuh pengertian. "Tri, kamu perlu belajar dari kesalahan ini. Tapi ingat, satu hal yang lebih penting—kamu tidak sendirian. Setiap orang bisa membuat kesalahan, yang terpenting adalah bagaimana kamu bangkit dan memperbaiki diri."

Tri mengangguk pelan, meski hatinya masih terasa hancur. Ia tahu bahwa langkah pertamanya adalah menghadapi kenyataan ini, meskipun sulit. Namun, di dalam dirinya, ia merasa ada secercah harapan bahwa suatu saat nanti ia bisa memulai semuanya kembali, meski harus dengan cara yang berbeda.

Sebagai siswa, Tri tahu betul bahwa ia harus menjaga martabat dan kehormatannya, bukan hanya di dunia maya, tetapi juga di dunia nyata. Tetapi, pada saat itu, ia hanya ingin mencari cara untuk bisa melangkah maju, apapun yang harus ia hadapi. Ia mencoba langkah kembali.***

Pentingnya Mempertimbangkan Pindah Sekolah untuk Kebaikan Mental Anak yang Berkasus

Anak-anak yang terlibat dalam kasus seperti Tri di sekolah, baik itu karena masalah sosial, bullying, atau konflik dengan teman sekelas maupun guru, sering kali mengalami dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental dan emosional mereka.

Dampak negatif ini dapat berlanjut dalam jangka panjang jika tidak ditangani dengan baik. Salah satu solusi yang mungkin dapat dipertimbangkan adalah menyarankan anak untuk pindah sekolah demi kebaikan mentalnya sendiri.

Meskipun keputusan ini harus dipertimbangkan secara hati-hati, ada sejumlah alasan mengapa pindah sekolah bisa menjadi langkah yang positif bagi pemulihan mental anak.

1. Menghindari Lingkungan yang Toxic

Lingkungan sekolah yang penuh dengan konflik atau bullying dapat menyebabkan anak merasa tertekan, cemas, bahkan depresi. Ketika seorang anak terus berada dalam lingkungan yang tidak mendukung atau tidak aman itu, masalah psikologisnya bisa semakin memburuk.

Pindah sekolah memberi kesempatan bagi anak untuk memulai kembali, terlepas dari pengalaman buruk yang pernah dialaminya. Lingkungan baru yang lebih aman dan mendukung dapat membantu anak untuk mengembangkan rasa percaya diri dan merasa dihargai.

Ketika anak berkasus seperti Tri di atas, ia akan merasa teman menjauh, serasa digunjingkan, dan merasa dihakimi. Padahal itu hanya pikiran Tri. Karena merasa bersalah misalnya. Teman tertawa serasa seolah mnyindir. Bila kondisi anak seperti ini sudah patut dianjurkan pindah.

2. Memperbaiki Hubungan Sosial

Di banyak kasus, anak-anak yang terlibat dalam masalah di sekolah sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi kembali dengan teman-teman mereka. Mereka mungkin merasa terisolasi atau dicap negatif oleh teman-temannya.

Pindah ke sekolah baru memberi kesempatan bagi anak untuk membangun hubungan sosial yang lebih sehat. Teman-teman baru dan lingkungan sosial yang lebih inklusif bisa memberi anak kesempatan untuk memulai kembali dan membentuk persahabatan yang positif.

Di sekolah baru mereka bisa memulai hari baru, cerita baru, dan komunitas baru. Ia pun bisa ikut kegiatan ekstrakurikuler baik olah raga maupun seni.

3. Mengurangi Trauma Psikologis

Trauma psikologis yang dihasilkan dari pengalaman buruk di sekolah bisa sangat membekas bagi anak. Terlebih lagi, jika pengalaman tersebut terjadi berulang kali, anak bisa merasa tidak memiliki tempat untuk bernaung.

Pindah sekolah dapat membantu mengurangi beban trauma tersebut, karena anak bisa menjauh dari situasi yang telah menyakitinya dan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan perawatan psikologis yang dibutuhkan. Dengan lingkungan yang baru, anak bisa mulai fokus pada penyembuhan mental dan emosional mereka.

4. Memulai Pendidikan yang Positif

Lingkungan sekolah yang positif sangat penting untuk perkembangan anak. Di sekolah baru, anak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan guru-guru yang lebih mendukung, serta mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik. Ketika anak merasa lebih nyaman dan diterima di sekolah baru, hal ini akan meningkatkan motivasi belajar dan mendorong perkembangan akademisnya.

5. Memberikan Waktu untuk Pemulihan

Pindah sekolah bukan berarti anak melarikan diri dari masalah, namun memberikan mereka kesempatan untuk menyembuhkan diri dan mengatasi dampak dari pengalaman negatif di sekolah lama. Hal ini juga memberi waktu bagi anak untuk merenung, mengembangkan ketahanan emosional, dan mengatasi perasaan yang timbul akibat peristiwa yang mereka alami.

Namun demikian, keputusan untuk pindah sekolah tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan komunikasi yang baik antara orang tua, anak, dan pihak sekolah agar keputusan tersebut dapat diambil dengan pertimbangan yang matang. Selain itu, dukungan psikologis sangat diperlukan agar anak dapat mengatasi perasaan mereka dengan baik sebelum dan setelah pindah sekolah.

Memindahkan anak ke sekolah baru memberi mereka kesempatan untuk berkembang, mengeksplorasi minat dan bakat, serta terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler atau mata pelajaran yang lebih menantang. Biasanya mereka unggul di sekolah baru daripada sekolah lama.

Memindahkan anak ke sekolah baru memang bisa menjadi pengalaman yang berpengaruh besar terhadap perkembangan karakter mereka. Ketika anak berpindah sekolah, mereka menghadapi situasi baru yang mungkin menantang dan membutuhkan penyesuaian, baik dari segi sosial, akademis, maupun emosional.

Pertama, Ketahanan (Resilience)

Anak yang pindah ke sekolah baru sering kali menghadapi kesulitan, seperti perasaan cemas, kebingungan, atau tantangan akademis yang belum mereka hadapi sebelumnya. Namun, seiring waktu, mereka belajar untuk mengatasi rintangan tersebut, yang meningkatkan ketahanan mental dan emosional mereka. Mereka belajar untuk tetap positif dan melanjutkan usaha meski dalam situasi yang tidak nyaman.

Kedua, Adaptabilitas (Adaptability)

Pindah ke sekolah baru menuntut anak untuk cepat beradaptasi dengan perubahan. Mereka harus mengenal teman-teman baru, guru baru, serta peraturan dan budaya sekolah yang berbeda. Proses ini melatih mereka untuk menjadi lebih fleksibel dan terbuka terhadap perubahan, kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan mereka di masa depan.

Ketiga, Kemampuan Berkomunikasi (Communication Skills)

Dalam lingkungan baru, anak harus berinteraksi dengan orang yang belum mereka kenal. Mereka akan belajar untuk berkomunikasi secara efektif, baik dalam konteks akademik maupun sosial, untuk menjalin hubungan dengan teman-teman dan guru. Ini mengasah keterampilan komunikasi mereka, baik dalam berbicara, mendengarkan, maupun memahami orang lain.

Secara keseluruhan, pengalaman memindahkan anak ke sekolah baru dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan hidup yang sangat berharga, yang akan bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Kesimpulan

Pindah sekolah bisa menjadi langkah yang bijak untuk mendukung kesehatan mental anak yang terlibat dalam kasus di sekolah. Ini memberi kesempatan bagi anak untuk menjauh dari lingkungan yang berpotensi merugikan dan memulai kehidupan baru yang lebih sehat.

Dengan lingkungan yang lebih aman, dukungan sosial yang lebih baik, dan kesempatan untuk pemulihan, anak-anak dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kesejahteraan emosional yang lebih baik. Oleh karena itu, pindah sekolah bisa menjadi solusi yang penuh harapan bagi anak yang membutuhkan perlindungan dan perhatian lebih terhadap kesehatan mental mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun