Kedua, Berusaha memperbaiki hubungan
Setiap pasangan dianjurkan untuk saling memperbaiki diri dan berkomunikasi dengan baik. Dalam surah Ar-Rum (30:21), Allah menyebutkan bahwa pernikahan adalah sarana untuk saling mencintai, menyayangi, dan menenangkan hati.
Oleh karena itu, penting untuk berusaha menyelesaikan masalah dengan cara yang baik, seperti berdiskusi dengan bijak dan mencari solusi bersama. Begitupun Amira, setiap sahabatnya menasihati, ia coba dan ia terapkan.
"Amira. Aku tahu kamu terluka. Tapi mental anak berayah kandung sangat penting dijaga. Biarkan saja suamimu cerewet. Balas saja dalam hatimu dengan dzikir. Pesan Allah dalam surah Al Baqoroh ayat 152: Maka ingatlah kamu kepada-Ku. Niscaya Aku akan ingat padamu. Bersyukurlah kamu kepadaKu dan  jangan kamu ingkar."
Begitu juga Ayat 152: Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. Via Muslim Life https://www.religionoe.com/
Pada akhirnya setiap suaminya cerewet, ia ajak anak-anaknya berdzikir. Awalnya memang berat dan penuh air mata. Namun seiring waktu, hari demi hari, minggu, bulan. Bahkan sudah 23 tahun. Mereka tetap bertahan. Dzikir, shalat, dan doa lumayan bisa bertahan.
Ketiga, Menghindari sikap tercela
Islam melarang perbuatan buruk terhadap pasangan, seperti mencela atau menyakiti hati mereka. Sebagai pengganti, dianjurkan untuk berlaku adil, lemah lembut, dan penuh kasih sayang.
Meski suami berkata pedas, Amira dan anak-anaknya memilih diam. Bila suaminya sedang bagus moodnya ia coba menasihati, "Kurangi berkata tajam di dekat anak-anak. Mereka masih kecil-kecil."
Namun suaminya tak juga berubah. Apalah daya Amira. Memang yang bisa membolak balik hati manusia Allah. Amira tetap berlaku sopan kepada suaminya. Ia tetap melayani dengan baik. Ia betul-betul menghindari sikap tercela. Ia ingat janji Allah bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Mudahan ke depan hidupnya akan dimudahkan Allah.
Keempat, Menilai kembali ekspektasiÂ