Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

5 Alasan Memilih Slow Living di Batusangkar Saat Liburan

1 Januari 2025   22:16 Diperbarui: 2 Januari 2025   07:35 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Songket Pandi Sikek dalam Budaya Menikah di Minang Kabau | Foto: Yusriana Siregar Pahu

Danau Singkarak Indah dilihat dari tepi jalan lintas Solok Batusangkar | Foto Jojo Hutagalung
Danau Singkarak Indah dilihat dari tepi jalan lintas Solok Batusangkar | Foto Jojo Hutagalung

Budaya Tradisional yang Kuat

Batusangkar terkenal sebagai pusat budaya Minangkabau, tempat kita dapat menikmati tradisi lokal seperti adat istiadat, pakaian tradisional, dan seni pertunjukan. Slow living berarti menghargai nilai-nilai lokal, dan Batusangkar menawarkan pelajaran berharga tentang kehidupan sederhana yang penuh makna melalui kearifan budaya setempat.Ini bisa kita dapati di Istano Pagaruyung.


Kehidupan Sosial yang Hangat dan Bersahabat

Masyarakat Batusangkar pun dikenal dengan keramahan dan kekeluargaannya. Gaya hidup di sini lebih terfokus pada hubungan sosial yang tulus. Siapa pun merasa diterima dan nyaman di sini. Pola hidup ini sangat mendukung konsep slow living yang menekankan pentingnya hubungan sosial antarindividu. 

Keramahan ini dapat kita temui di pasar tradisional maupun di tempat-tempat wisata yang tersedia. Masyarakat ramah dan suka tersenyum. Spot ini nanti makin memikat di Nagari Pariangan. Kita bahas di bawah.

Kuliner Tradisional yang Lezat dan Alami

Hidangan khas seperti rendang, lamang, dan teh talua mencerminkan cara hidup yang menghargai makanan berkualitas yang dibuat dengan penuh cinta. Slow living di Batusangkar juga mencakup menikmati proses memasak tradisional yang memperkuat hubungan antara manusia, budaya, dan alam.

Banyak rumah makan yang memanjakan perut kita di sini. Semua berdekatan dengan Istano Pagaruyung. Masakan khas yang selalu sedia dan buat kangen adalah goreng baluik. Belut di sini gurih, manis, dan tak anyir. Belut tangkapan dari sawah bukan peliharaan.

Goreng Baluik Salah Satu Khas Masakan Minang Sangka | Foto: Yusriana Siregar Pahu
Goreng Baluik Salah Satu Khas Masakan Minang Sangka | Foto: Yusriana Siregar Pahu

Ritme Kehidupan yang Tidak Terburu-buru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun