Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Slow Living di Tengah Hujan: Hangatnya Bubur Putih dan Kehangatan Tetanggaku

23 Desember 2024   19:53 Diperbarui: 23 Desember 2024   19:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tepung beras: Foto Dokumen Pribadi

3. Keseimbangan Hidup

Menjaga keseimbangan antara kerja, waktu pribadi, dan keluarga adalah kunci untuk hidup yang lebih tenang dan bermakna. Kita berusaha untuk tidak terbawa oleh tuntutan pekerjaan yang kadang membuat lupa diri. Selalu menyisihkan waktu untuk diri sendiri serta orang-orang terdekat sangat penting. 

Saat bekerja, fokus dan memberi yang terbaik untuk pekerjaan. Begitupun ketika waktunya untuk istirahat atau berkumpul dengan keluarga, benar-benar memanfaatkannya tanpa gangguan. Dengan begitu, kita akan merasa lebih terisi dan berharga. 

Tempatkan diri kita baik secara profesional maupun pribadi. Keseimbangan ini memberi rasa damai dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita. Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan? Tanya Allah dalam Surah Ar Rahman.

4. Simplicity

Hidup sederhana dan hanya berfokus pada hal-hal yang benar-benar penting saja.
Hidup sederhana adalah pilihan untuk mengurangi kebisingan sehingga fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Kita belajar untuk tidak terjebak dalam hiruk-pikuk konsumsi dan keinginan yang tak ada habisnya.

Melainkan kita lebih menekankan pada kualitas, bukan kuantitas. Setiap hari, berusaha untuk mengutamakan apa yang memberi makna ketika waktu dengan keluarga. Dengan menyederhanakan hidup, kita akan merasa lebih bebas, lebih tenang, dan lebih dekat dengan tujuan hidup yang sesungguhnya.

Slow Living di Era Modern

Di tengah dunia digital yang serba cepat, slow living menjadi respons terhadap meningkatnya stres dan kecemasan akibat budaya produktivitas. Banyak orang kini mempraktikkan slow living dengan:

Mengurangi waktu layar atau digital detox telah menjadi bagian penting dalam upaya untuk menjaga keseimbangan hidup. Kita hsrus mulai sadar bahwa terlalu lama terhubung dengan perangkat digital bisa menguras energi dan mengalihkan perhatian dari hal-hal yang lebih bermakna seperti memperhatikan anak-anak dan suami.

Jangan sampai ditegur oleh orang di sekitar kita. Dengan membatasi penggunaan ponsel dan komputer, kita telah memberi ruang untuk menikmati momen nyata, seperti berbincang dengan keluarga, membaca buku, atau menikmati alam sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun