Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fenomena Anak Bermental Korban (Victim Mentality) dan Menjadi Remaja Jompo

20 Desember 2024   10:42 Diperbarui: 20 Desember 2024   10:56 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Genarisi Tangguh Berkarakter Kita Mulai dari Sekolah: Foto Dokumen Pribadi

Orang tua perlu memberikan ruang bagi anak untuk belajar menghadapi kesulitan. Dorong mereka untuk mencoba menyelesaikan masalah sendiri, tanpa terlalu banyak campur tangan.

Kedua, Rasa Iri dan Konflik Sibling

Ketidakadilan dalam perlakuan ibu bisa memicu rasa iri terhadap saudara kandung. Hal ini berpotensi menimbulkan konflik yang memperburuk hubungan antar saudara. Konflik Sibling Akibat Perlakuan Pilih Kasih

Perlakuan pilih kasih orang tua sering menjadi pemicu utama konflik antar saudara (sibling rivalry). Ketika satu anak merasa diperlakukan lebih rendah dibanding saudara lainnya, rasa iri dan kebencian dapat tumbuh. 

Anak yang merasa disisihkan cenderung melihat saudaranya sebagai “saingan,” bukan keluarga sehingga hubungan mereka menjadi tegang dan penuh perselisihan. Dalam situasi seperti ini, saudara yang mendapatkan perhatian lebih biasanya tidak menyadari dampaknya.

Mereka tumbuh dengan sikap manja atau superior. Hal itu tentu semakin memperburuk hubungan. Sementara itu, saudara yang merasa diabaikan sering kali memendam emosi negatif, seperti marah, kecewa, atau merasa tidak dihargai. Hal ini menciptakan jarak emosional yang sulit dijembatani hingga dewasa.

Dampak jangka panjang konflik sibling bisa serius. Hubungan keluarga yang seharusnya menjadi tempat dukungan berubah menjadi sumber stres. Anak-anak yang terlibat konflik cenderung membawa luka emosional ini ke dalam hubungan mereka di masa depan, baik dalam pertemanan, pekerjaan, maupun keluarga.

Untuk mengatasi konflik ini, penting bagi orang tua untuk bersikap adil dan membuka ruang komunikasi yang sehat di antara anak-anak mereka.

Ketiga, Masalah Psikologis

Perasaan ditolak atau kurang dihargai dapat memicu stres, kecemasan, bahkan depresi. Anak juga bisa merasa terisolasi secara emosional, meskipun mereka berada di tengah keluarga. Situasi ini bisa memicu rasa benci di hati anak kepada ibu dan kedua saudaranya.

Ketika seorang anak mulai membenci ibu dan saudaranya, biasanya itu adalah akumulasi dari rasa sakit hati, kekecewaan, dan pengalaman-pengalaman tidak menyenangkan yang tidak terselesaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun