Sebagaimana cerpen dibangun oleh dua unsur. Unsur instriksik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari luar.
Adapun unsur instriksik di antaranya:
1. Tema cerita adalah tentang Kebersamaan dan pentingnya menjaga hubungan keluarga di tengah konflik. Misalnya, ketika hampir terjadi baku hantam, tokoh utama mengingat bahwa mereka adalah keluarga.
Hal ini mencegah perkelahian dan menunjukkan bahwa hubungan darah lebih penting daripada perselisihan sesaat.
2. Tokoh cerita adalah tentang  Anak laki-laki sebagai tokoh utama, serta keluarga besar yang terlibat dalam cerita. Tokoh: Anak laki-laki sebagai tokoh utama, keluarga besar seperti Bahar, sepupu-sepupu, om, tante, dan ayahnya sebagai pasien.
Bahar, misalnya, menyindir tokoh utama dengan kalimat, "Kamu tidak mau bergabung dan itu mengganggu." Sindiran ini memicu konflik namun juga menjadi titik introspeksi tokoh utama.
3. Alur yang Digunakan Pengarang: Alur Maju, dimulai dari ketegangan di rumah sakit, konflik antar anggota keluarga di ruang tunggu, hingga penyelesaian dengan kabar baik dari dokter bahwa operasi kakek berhasil.
4. Latar Cerita: Latar cerita ini di rumah sakit sebagai tempat utama, waktu yang tidak dijelaskan secara detail, serta suasana tegang yang berubah menjadi bahagia.
5. Gaya bahasa yang digunakan pun sederhana, dengan narasi emosional yang menggambarkan situasi tokoh aku.
6. Sudut pandang: Orang pertama (aku).
7. Amanat: Dalam konflik keluarga, ingatlah bahwa hubungan darah lebih penting daripada perbedaan atau emosi sesaat.