Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mencoba Perbaiki Sendiri Guna Menghindari Kebiasaan Dikit-Dikit Panggil Tukang

29 November 2024   16:13 Diperbarui: 29 November 2024   16:13 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulsator Mesin Cuci: Foto Dokumen Pribadi
Pulsator Mesin Cuci: Foto Dokumen Pribadi

Sayapun membersihkan dan mencelupkan tangan menuju lubang pembuangan. Saya temukan dua potongan plastik sudah menghitam dan bau. Sya coba memperbaiki sendiri. Meski awalnya ragu, saya akhirnya berhasil menemukan penyebab masalahnya. Ya, sampah plastik.

Cukup heran juga sih dari mana datang bungkus plastik kaca di bawah pulsator dan saya berhasil memperbaikinya tanpa bantuan tukang. Air tergenang yang tersisa pun mengalir. Bau busuk dari sisa genangan pun hilang. Rasanya puas sekaligus bangga.

Kemudian saya intip pula bagian pengeringan. Saya miringkan tabung dan putri saya membantu menyenter. Ternyata ada kaus kaki hitam di bawah tabung. Saya congkel pakai besi. Dapat. Kaus kaki itu sudah berlobang. Bau lagi.

Kaus Kaki Hitam Biang Penyumbat Aliran Air Pengering Mesin Cuci Foto: Dokpri
Kaus Kaki Hitam Biang Penyumbat Aliran Air Pengering Mesin Cuci Foto: Dokpri

Duh, pengalaman ini menjadi pelajaran penting bagi saya. Tak jadi deh nunggu tukang. Berbekal obeng dan besi pengait, mesin cuci lancar lagi keluar airnya. Senang bangat.

Obeng dan Besi Panjang Pengait Foto Dokumen Pribadi
Obeng dan Besi Panjang Pengait Foto Dokumen Pribadi

Memang, memanggil tukang kadang menjadi kebutuhan, tetapi jika ribet dan terlalu lama, kenapa tidak mencoba dulu? Kita tak hanya menghemat biaya, tetapi juga belajar sesuatu yang bisa berguna di masa depan. Kadang, kemandirian adalah solusi terbaik.

Budaya Praktis vs. Kemandirian

Kecenderungan memanggil tukang adalah hasil dari gaya hidup instan dan serba cepat. Waktu dianggap terlalu berharga untuk dihabiskan memperbaiki kerusakan  di rumah. Namun, sering kali, alasan sebenarnya adalah ketidakpercayaan diri dalam kemampuan memperbaikinya.

Budaya “serahkan kepada ahlinya” memang baik dalam beberapa kasus, tetapi untuk hal kecil, bukankah lebih efisien jika kita sendiri belajar melakukannya sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun