Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Deep Learning Bisakah Menggali Potensi dan Kemandirian Siswa dalam Belajar?

9 November 2024   14:50 Diperbarui: 9 November 2024   15:22 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Pementasan dan Refleksi

Siswa mempersembahkan naskah drama tersebut dalam sebuah pementasan di kelas atau acara sekolah. Mereka memainkan peran-peran dalam cerita, menghidupkan tokoh dengan penghayatan dan pemahaman yang lebih mendalam.

Setelah pementasan, siswa melakukan refleksi bersama mengenai proses adaptasi cerita, tantangan yang dihadapi, serta makna cerita yang mereka dapatkan.

Dengan proyek ini, siswa tidak hanya belajar tentang cerita rakyat sebagai materi sastra, tetapi juga terlibat dalam pemahaman budaya, berpikir kritis tentang moral cerita, dan mengasah kemampuan menulis serta seni peran.

Pendekatan deep learning ini membawa pembelajaran Bahasa Indonesia ke level yang lebih mendalam dan berkesan, sekaligus mengasah keterampilan komunikasi dan kreativitas siswa.

Sinergi antara Kurikulum Merdeka dan Deep Learning

Kurikulum Merdeka menawarkan ruang lebih luas bagi siswa untuk belajar dengan cara mereka sendiri, sesuai dengan kecepatan dan minat masing-masing. Namun, penerapan Kurikulum Merdeka belum tentu berjalan optimal tanpa metodologi yang tepat untuk menstrukturkan kemandirian belajar.

Deep learning dapat menjadi metode yang mengisi kebutuhan ini karena berorientasi pada proses, bukan sekadar hasil akhir. Metode proyek (project-based learning) atau pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning).

Dalam konteks deep learning, siswa didorong untuk memecahkan masalah nyata melalui proyek yang mereka pilih sendiri. Kurikulum Merdeka menyediakan kebebasan memilih materi, sementara pendekatan deep learning memastikan siswa dapat memahami dan memproses materi tersebut hingga ke akar-akarnya.

Tantangan Implementasi dan Strategi Penguatan

Meski menggabungkan Kurikulum Merdeka dengan deep learning menawarkan berbagai potensi manfaat, tantangannya tidak bisa diabaikan. Banyak guru di Indonesia yang masih terbiasa dengan metode pembelajaran tradisional, seperti hafalan atau pendekatan ceramah, sehingga diperlukan pelatihan agar guru dapat mengadopsi metode deep learning dalam mengajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun