Mereka mirip seperti stroberi yang tampak cantik tetapi mudah rusak jika ditekan sedikit saja. Istilah ini sering dipakai untuk menggambarkan individu yang cenderung rentan secara emosional.
Siswa yang cepat merasa tertekan atau mudah menyerah ketika menghadapi tantangan maupun kritik. Biasanya, istilah ini digunakan dalam konteks kritikan terhadap mereka yang dianggap kurang memiliki daya juang atau ketahanan mental.
Kalimat ini justru kadang membuat siswa merasa ditinggalkan atau tak diperhatikan oleh gurunya. Berikut penjelasannya.
1. "Kamu harus bekerja lebih keras lagi!" atau "Ini tidak sulit, kamu pasti bisa."
Salah satu contoh adalah ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar atau memahami sesuatu. Seorang guru mungkin tergoda untuk mengatakan, "Kamu harus bekerja lebih keras lagi!" atau "Ini tidak sulit, kamu pasti bisa."
Meskipun kalimat tersebut bermaksud memotivasi, namun sering kali, siswa bisa merasa tidak didengar atau merasa diabaikan perasaannya oleh kalimat seperti itu dari gurunya. Terutama murid yang sensitif.
Dalam kasus ini, sangat penting bagi guru untuk mendengarkan siswa dengan penuh perhatian dan menghargai perasaan mereka.Â
Sebagai contoh, alih-alih mengabaikan keluhan siswa, guru dapat kok mencoba bertanya, "Apa yang membuat kamu merasa kesulitan?"
"Mari kita coba memahami ini bersama." Dengan begitu, siswa akan merasa didukung dan diperhatikan, dan mereka tidak akan merasa bahwa perasaan mereka diabaikan.
2. "Saya tidak bisa membantumu terus-menerus."Â
Di sisi lain, seorang guru juga harus menghindari membuat siswa merasa kecil atau tidak mampu dengan mengatakan, "Saya tidak bisa membantumu terus-menerus."Â