Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ingin Dihargai Siswa? Saatnya Guru Tinggalkan 5 Sikap Berikut

16 Oktober 2024   19:09 Diperbarui: 17 Oktober 2024   07:36 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Murid: Foto by Istockphoto.com

Seorang siswa, Raka, mengangkat tangannya dengan ragu. 

"Bu Rina... sebenarnya kami juga merasa bersalah. Kami sering bikin Ibu marah dan mungkin itu yang bikin kami takut buat ngomong."

Sebuah keheningan menyelimuti ruangan. Kata-kata itu, meski sederhana, membawa perubahan kecil dalam suasana hati semua orang di dalam kelas. Bu Rina tersenyum kecil.

"Kalian tahu? Rasa hormat itu tidak harus datang dari ketakutan. Aku ingin kita bisa saling menghargai, bukan hanya sebagai guru dan murid, tapi juga sebagai manusia yang sama-sama belajar."

Itulah sekelumit perbincangan guru dengan muridnya di kelas.

Membangun Rasa Hormat Antara Siswa dan Guru: Lima Perilaku yang Harus Dihindari Guru

Sebagai seorang guru, kita tahu betul betapa menantangnya menjaga keseimbangan antara memberikan arahan yang jelas dan membangun hubungan yang sehat dengan mereka siswa kita. Namun, pola-pola tertentu dalam interaksi sehari-hari dapat mengikis hubungan dan menurunkan rasa hormat siswa terhadap kita.

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki hubungan tersebut. Rasa hormat tidak datang dari kesempurnaan, tetapi dari kesadaran akan bagaimana kita bertindak dan berkomunikasi.

Berikut adalah lima perilaku yang perlu dihindari untuk membangun kembali rasa hormat siswa di kelas kepada guru:

1. Tinggalkan Perilaku Terlalu Berwibawa

Sebagai guru penting bagi kita untuk menjaga disiplin di kelas. Namun, ketika otoritas berubah menjadi kontrol berlebihan, hal ini dapat menumbuhkan rasa ketidakpuasan pada hati siswa. Jika siswa merasa tidak memiliki ruang untuk berdiskusi atau berpendapat, mereka bisa melihat kita lebih sebagai otoriter daripada pendamping belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun