Waktu berjalan tak terasa, akhirnya Qeira menyelesaikan ceritanya. Ia membaca ulang, merasakan kehangatan yang entah datang dari mana. Mungkin dari kenangan itu sendiri, atau mungkin dari perasaan lega setelah akhirnya bisa menuliskan kisah yang selama ini tertahan.
Qeira menatap keluar jendela lagi. Hujan mulai reda, menyisakan titik-titik air yang mengalir perlahan di kaca. Ia tersenyum kecil. Di luar, genangan air membentuk jejak-jejak samar, seperti jejak langkah mereka bertiga dulu.
Rani dan Rina mungkin sudah tidak ada, tapi cerita mereka kini telah terukir abadi. Qeira menutup laptopnya. Kali ini dengan perasaan lebih ringan. Petualangan mereka di bawah hujan telah selesai diceritakan.
Seperti biasa, hujan akan selalu membawa jejak kenangan itu kembali. Qeira berjanji dalam hati bahwa ia akan menulis dan menulis lagi di sini. Melanjutkan tulisan dengan cerita generasi Gen-Z dan Alpha. Tentang karakter anak bangsa.
Selamat ulang tahun yang ke-16, Kompasiana!
Selama 16 tahun ini, Kompasiana telah menjadi rumah bagi para penulis seniorku seperti Mb Icha di tahun 2010. Engkau menjadi ruang untuk berbagi cerita, ide, dan inspirasi.
Terima kasih telah menjadi wadah yang selalu memberi tempat bagi kami yang ingin menyuarakan pikiran dan perasaan. Semoga Kompasiana terus tumbuh menjadi komunitas yang lebih kuat, terus memberikan dampak positif, dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi berikutnya.
Empat kali empat, enam belas. Sempat tak sempat, kami ucapkan, Selamat ulang tahun, Kompasiana! Teruslah menjadi ruang cerita bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H