"Tambahkan santan encer, Fadli." Bisik Mama.Â
" Oke Ma!" Jawab Fadli. Ia pun menuang santan encer. Nampak Mama mengaduk rata dan memasak ayam setengah matang. Beliau pastikan bumbu meresap ke dalam ayam.
Udah kering, Mama pun menambahkan santan kental dan gilingan cabai hijau dan bawang merah-putih yang sudah diblender. Mama memasak ayam itu dengan api kecil sambil terus diaduk agar santan tidak pecah.
"Tambahkan garam dan gula secukupnya, Fadli. " Mama terus mengaduk hingga bumbu merata dan kuah mengental. Sesudah matang dan kental, Mama mengangkat gulai hijau ayam koto gadang itu.
"Fadli...Fadli...Fadli! Bangun. Kita sudah sampai di rumah, Nak!" Ayah membangunkan Fadli.
"Hoi, Bang Fadli. Ayo bangun. Mama udah nungguin Abang di meja makan tuh. Ada Ayam Koto Gadang." Nisa pun ikut membangunkan Abangnya.
"Aduh... Udah sampai, ya Dek." Fadli berusaha bangun. Ia melangkah gontai. Terpaksa Ayah yang mengangkat barang bawaan Fadli.
"Kita shalat Maghrib dulu baru makan, ya!" Peringat Ayah manakala melihat Fadli langsung menuju dapur kegemarannya.Â
Fadli terus melangkah. Ia mendapati Mama sedang mengatur isi meja makan. Mama dan Fadli pun langsung berpelukan.
" Assalamualaikum, Ma. Sehat Ma?" Tanya Fadli sopan.
Nampak Mama mengurai pelukan. 'Waalaikumussalam wr.wb. Nak. Alhamdulillah. Mama, Ayah, dan Nisa sehat Nak. Kamu gimana, Nak? Betah kuliahnya di sana?"