Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berlibur Meski Macet: Mengapa Tetap Pergi?

21 September 2024   20:58 Diperbarui: 21 September 2024   20:59 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berlibur Meski Macet: Mengapa Tetap Pergi? Foto: erakini.id

Puncak. Tentu tak asing buat kita warga Indonesia. Awalnya dikenal daerah perkebunan teh. Perkebunan ini dibangun pemerintah kolonial Belanda. Kini dikelola PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas.

Puncak indah. Keindahan alam Puncak pun menarik perhatian Presiden Soekarno kala itu. Kemudian mendirikan Restoran Riung Gunung sebagai tempat menikmati panorama alam di sana. Selain Restoran Riung Gunung, terdapat berbagai tempat rekreasi dan agrowisata di kawasan Puncak, Perkebunan Teh Gunung Mas dan Gantole (penikmat paralayang).

Keberadaan Jalan Raya Puncak kini membuka akses bagi para pelancong ke sana. Beberapa lokasi sudah menjadi destinasi wisata pilihan sejak masa Kolonial. Misalnya, Telaga Warna yang terletak di antara Bogor dan Sindanglaya (Cianjur).

Puncak terletak di Jawa Barat, Indonesia sekarang pun dikenal sebagai destinasi wisata populer. Daerah ini populer terutama karena udaranya sejuk. Kemudian pemandangan yang indah pun disuguhkan di sana. 

Beberapa destinasi favorit di Puncak :

1. Taman Safari Indonesia  

Sebuah kebun binatang dengan konsep safari. Pengunjung bisa melihat hewan dari dekat dan berkendara di area khusus ini.

2. Taman Bunga Nusantara

Taman bunga dengan berbagai macam jenis bunga. Tanaman bunga dari berbagai negara. Cocok untuk foto-foto dan bersantai.

3. Kebun Teh Gunung Mas

Perkebunan teh hijau nan luas, pengunjung bisa berjalan-jalan atau menikmati teh sambil menikmati pemandangan alam.

4. Agrowisata Gunung Mas

Selain kebun teh, di sini ada kegiatan seperti berkuda, hiking, dan menikmati teh di kafe-kafe setempat.

5. Curug Cilember

Air terjun nan indah dan sejuk. Curug dikelilingi pepohonan tropis. Tempat ini cocok untuk trekking apalagi bermain air.

6. Villa dan Resor di Puncak

Untuk tempat beristirahat. Banyak vila dan resor dengan pemandangan pegunungan menakjubkan di sini. Cocok banget untuk liburan keluarga atau acara rombongan.

7. Telaga Warna

Danau alami dengan air kadang berubah warna. Dikelilingi hutan asri. Ini tempat yang tenang untuk berjalan-jalan atau piknik.

Destinasi-destinasi ini menawarkan pengalaman yang menyegarkan dan berbagai kegiatan alam.Berlibur Meski Macet: Mengapa Tetap Pergi? Mari kita kulik sejenak judulku ini. Mungkinkah Berburu Destinasi-Destinasi di atas?

Berlibur menjadi waktu bersantai guna melepas penat dari kesibukan sehari-hari. Di Indonesia, saat libur panjang, berlibur sering kali berhadapan dengan kemacetan panjang di jalan. Fenomena ini menciptakan sebuah paradoks modern di hatiku.

Mengapa kita tetap memilih berlibur, padahal kita tahu perjalanan akan dihadang kemacetan?

Pertanyaan ini bisa ditemukan tiap tahun dalam psikologi manusia Indonesia. Aku salah satunya. Kebutuhan berlibur begitu kuat sehingga orang rela menanggung ketidaknyamanan. He he he. Lucu ya.

Liburan menjadi semacam pelarian aku dan kamu dari realitas. Sebuah eskapisme yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional manusia.

Jika kemacetan bisa merusak sebagian dari pengalaman ini, libur tetap dipandang cara ampuh untuk mendapatkan kebebasan sementara dari rutinitas kita.

Aku malah senang melihat para pedagang menjajakan jualan mereka di area. Ada tahu goreng, tojin, sate, sampai bendera kecil, tongkat kartu tol dan sebagainya. Kadang iba sih aku melihat mereka. Mobil-mobil menutup rapat kaca mobil.

Kemacetan yang terjadi itu berulang kali. Tempatnya sih itu-itu aja.  Terjadi di tempat-tempat seperti Puncak dan Bogor. Ini menunjukkan masalah lebih dalam. Lonjakan jumlah kendaraan, infrastruktur yang belum memadai, serta kurangnya alternatif transportasi publik sebagai penyebab utama masalah ini.

Pemerintah sudah berupaya. Mereka memiliki peran penting dalam menyediakan solusi dan masyarakat pun memiliki tanggung jawab untuk menyesuaikan pola liburan mereka.

Memahami penyebab dan solusi  kemacetan, diharap di masa depan, liburan tak diwarnai stres akibat kemacetan ini lagi. Liburan menjadi momen yang menyenangkan.

Kita Tetap Pergi Berlibur Meski Tahu Jalanan Akan Macet?

Musim libur panjang atau long weekend telah tiba. Di wilayah seperti Puncak dan Bogor antrian kendaraan tak berkesudahan. Kemacetan ini menjadi pemandangan umum. Sudah berulang, bahkan hingga memakan waktu tempuh belasan jam.

Meski begitu, masyarakat tetap memadati jalur. Sudah tahu jalanan akan sangat macet. Mengapa hal ini terjadi?

Apakah alasan Orang Tetap Pergi Berlibur ? Meski Macet?

Faktor Psikologis tentang Kebutuhan untuk Berlibur

Liburan tak hanya mencapai tujuan wisata. Liburan kebutuhan psikologis. Ia dijadikan sarana untuk melepaskan diri 

Puncak dan tempat-tempat lain di sekitarnya dikenal sebagai destinasi wisata favorit. Ia menawarkan pemandangan indah. Udaranya sejuk dan berbagai aktivitas wisata keluarga ada di sana.

Keterbatasan Pilihan dan Infrastruktur Liburan

Meskipun ada banyak destinasi wisata lainnya, bagi sebagian orang, pilihan destinasi yang menarik, terjangkau, dan mudah diakses terbatas. Ditambah lagi, transportasi publik yang terbatas membuat sebagian besar masyarakat bergantung pada kendaraan pribadi.

Libut Kebiasaan dan Tradisi

Liburan di lokasi seperti Puncak mungkin sudah menjadi tradisi bagi banyak keluarga. Kebiasaan ini sering kali mengalahkan kekhawatiran tentang kemacetan.

Kemacetan di Puncak Terus Berulang? Apa sebab ya...

Terjadi Lonjakan Jumlah Kendaraan

Setiap kali musim liburan tiba, jumlah kendaraan melewati jalur Puncak meningkat drastis. Bahkan melebihi kapasitas jalan. Tercatat baru-baru ini lonjakan kendaraan hingga 114.000 unit kendaraan. Wow fantastik!

Infrastruktur  Belum Memadai

Ada beberapa upaya untuk memperbaiki infrastruktur yang belum memadai itu. Kapasitas jalan di jalur-jalur Puncak belum mampu menampung volume kendaraan yang tinggi dan terus bertambah tiap tahun. Sistem manajemen lalu lintas kita pun kewalahan dalam hal mengatasi kemacetan yang terjadi.

Transportasi Publik Tak Efektif

Transportasi publik terbatas, memaksa masyarakat menggunakan kendaraan pribadi mereka. Hal ini berkontribusi signifikan atas kemacetan yang berulang di Puncak. Bila tak bawa kendaraan, urusan susah.

Lalu Apa Solusi untuk Mengurangi Kemacetan di Puncak?

Harus Ada Pengembangan Transportasi Publik

Pemerintah daerah setempat perlu mempertimbangkan pengembangan transportasi publik. Jangkauan kereta yang lebih efektif. Lanjut seperti bus wisata atau shuttle. Dengan langkah ini dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di sana.

Pengaturan Jalur Khusus Pun Bisa

Penerapan sistem buka-tutup di jalur Puncak telah dilakukan. Sayang cara ini belum memadai. Perlu adanya evaluasi atau penerapan jalur khusus untuk kendaraan darurat atau angkutan umum.

Penggunaan Teknologi untuk Pemantauan Lalu Lintas

Pemantauan lalu lintas secara real-time sudah mendesak.  Bisa menggunakan teknologi canggih. Di antara teknologi canggih itu seperti pengadaan CCTV. Selain CCTV,  sistem navigasi berbasis GPS dapat pula kita upayakan untuk membantu mengurangi kemacetan tersebut.

Pengaturan Waktu Berlibur Pun Penting

Mengedukasi masyarakat untuk lebih fleksibel dalam memilih waktu berlibur sangat dianjurkan. Edukasi ini perlu agar masyarakat mendapat pencerahan. Tidak selalu di saat puncak liburan menuju puncak. Pencerahan sederhana ini dapat membantu mengurangi kemacetan.

Tips Berikut untuk Berlibur Tanpa Bermacet-Macet dapat aku dan kamu coba.


1. Pilih Waktu Berlibur yang Tak Viral

Hindari long weekend. Long weekend atau libur nasional rawan macet untuk berlibur. Pilihlah hari-hari cuti kerja atau pekan yang tidak populer sebagai waktu liburan kita.

Gunakan Transportasi Umum

Meski transportasi umum belum sepopuler kendaraan pribadi, ada baiknya kita gunakan ini. Memanfaatkan transportasi ini bisa membantu mengurangi kemacetan. Selain mengurangi macet juga bisa mengurangi stres kita saat berkendara.

Pilihlah Destinasi Lebih Dekat dari Rumah atau Lebih Bagus Lagi Destinasi Kurang Populer

Cobalah mencari destinasi wisata yang tidak terlalu jauh dari rumah. Destinasi yang kurang dikenalpun bisa jadi pilihan. Selain lebih sepi, kita juga bisa menemukan tempat-tempat baru. Tempat ini pun tak kalah menarik.

Gunakan Teknologi untuk Memantau Lalu Lintas sebelum Berlibur

Sebelum berangkat, pastikan dulu Anda sudah memantau kondisi lalu lintas melalui aplikasi peta. Berita lalu lintas pun bisa diandalkan. Hal ini bisa membantu Anda menghindari rute yang sedang padat. Memungkinkan kita merencenakan pembatalan atau keberangkatan.

Penutup
Kemacetan di jalur Puncak, Bogor, dan tempat-tempat wisata lainnya selama liburan panjang masalah lama. Masalah yang berulang-ulang. Meski berulang-ulang, namun bukan berarti tak ada solusi.

Dengan perencanaan lebih baik, pengembangan infrastruktur, dan pengaturan transportasi yang efisien, kita bisa mengurangi dampak kemacetan.

Sementara sebagai wisatawan juga dapat berkontribusi dengan memilih waktu dan rute libur yang tepat. Pilih waktu libur yang tepat serta manfaatkan transportasi umum.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun