Di Negeri Fiksi, terhamparlah spanduk panjang yang penuh puisi dan penuh keajaiban kata-kata terpilih. Di dalam spanduk itulah terdapat Kerajaan Puisi yang dipenuhi oleh bait-bait puisi fantastis dengan diksi yang keren.
Salah satu Raja puisi bernama Raja Musanif namanya. Seorang penguasa yang bijaksana dan memiliki kekuatan mantra-mantra puisi yang luar biasa.
Di dalam kerajaan Raja Musanif, terdapat ruang pameran puisi yang dikenal sebagai "Rumah Puisi."
Di Rumah Puisi menjadi tempat favorit Raja dalam menulis puisi-puisi indah. Di sana pula Raja Musanif menggunakan kekuatannya untuk memperlihatkan pertunjukan pembacaan puisi yang menakjubkan kepada dunia.
Raja dapat menciptakan tarian puisi yang memukau dan menimbulkan bermacam-macam ekspresi yang tak terbayangkan di wajah Raja, keluarga Raja, dan rakyat Negeri Fiksi.
Raja mendendangkan puisinya, setiap penduduk selalu menantikan momen ajaib itu datang. Ya, ketika Raja menampilkan pertunjukan tarian dan bacaan puisi tersebut, akan ada kejadian-kejadian di luar nalar penduduk Negeri Fiksi.
Suatu hari tersiarlah kabar. Rupanya kabar buruk yang datang dari negeri tetangga. Seorang penulis puisi jahat bernama Ratto, berambisi untuk menguasai Negeri Fiksi nan makmur dan damai.
Konon Ratto telah berhasil mencuri spanduk puisi ajaib kekuatan Raja Musanif. Spanduk puisi ajaib itu merupakan sumber kekuatan utama yang membuat pertunjukan tarian dan baca puisi sang raja menjadi begitu indah, merdu, lagi menakjubkan.
Repotnya lagi Ratto tak terindentifikasi di mana tinggal di negeri tetangga. Konon menurut mata-mata yang disebar, Ratto bukan penduduk biasa. Ia suatu saat bisa menjelma menjadi singa, harimau, dan beruang.
Ia nomaden. Senang mengembara sesuai wujud hewaninya.