Selamat ulang tahun ke-15 Kompasiana! Selama 2 tahun, Kompasiana telah menjadi ruang positif bagiku untuk berbagi konten informatif dan inspiratif. Keren. Kompasiana pun mewadahiku untuk berkolaborasi dengan siswaku dalam menulis.
Wah jadi penasaran kan. Ada nggak sih, aktivitasku di Kompasiana yang memberikan dampak positif bagi orang lain? Pasti ada dong. Ada banget, malah.
Sekarang murid-muridku pun sudah keren. Mereka memakai Kompasiana untuk menyalurkan laporan, puisi, cerpen, atau tulisan mereka yang aku pinta sesuai tuntutan pasar (sekolah lanjutan mereka) dan kurikulum tentunya..
Mereka kadang gagal bikin akun kompasiana. Terus aku semangati mereka hingga mereka berhasil bikin akun. Saat tulisan mereka tayang akupun merasa bahagia. Mereka pun dua kali lipat bahagianya. Mengapa?
Pertama tulisan mereka teruji bukan plagiat. Sebab kompasiana merupakan platform menulis yang hanya mentolerir -25% batas plagiat. Kedua, pada tulisan mereka, muridku akan ada label PILiHAN.
Label itu menandakan bahwa tulisan mereka berkualitas dan layak versi platform ini. Duh, bahagianya bila tulisan mereka mendapat label PILIHAN. Bila tulisan mereka tak berlabel PILIHAN, mereka pun berlomba membuat konten baru hingga layak mendapat Label PILI HAN.
Bahkan mereka saat ini telah memiliki komunitas yang diapresiasi sekolah. Mereka sudah berdistribusi untuk sekolah. Dengan menulis, mereka bisa mengharumkan nama sekolah di dunia literasi. Literasi bisa mengasah kemampuan berbahasa siswa dan guru.
Setiap siswaku sudah menulis minimal 5 tulisan di akun mereka. Peta konsep hidup mereka berisi tentang cerita hidup mereka sejak lahir hingga sukses dan meninggal dunia.
Pendidikan sebagai dasar penentu kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional pada anak terus menuntut muridku untuk beliterasi dalam menulis laporan percobaan, kegiatan, dan diskusi mereka.
Selaku guru aku harus memperkuat keterampilan literasi mereka di penghujung abad 21 ini. Mulai ada tuntutan aspek kreatif, pemikiran kritis, komunikatif, dan kolaboratif. Sesuai tuntutan kurikulum merdeka saat ini.
Pendidikan mereka di sekolah, urgen memperkuat literasi baru dan revitalisasi kurikulum berbasis digital. Akupun mewadahi mereka dengan wadah menulis jurnalistik daring.
Revitalisasi kurikulum itu mengacu pada lima nilai dasar  peserta didik yang baik, yaitu mereka harus memiliki ketahanan, mereka harus memiliki kemampuan beradaptasi, berintegritas, bahkan berkompetensi, dan peningkatan berkelanjutan.
Pendidik harus disiasati menjadi guru digital. Mereka harus paham komputer dan tentu terbebas dari penyakit akademis. Tujuan mewujudkan generasi berkompetensi tingkat tinggi, berkarakter pancasila, dan berliterasi merupakan PR guru.
Di sekolah SMP ini mereka pun mulai berlaku kritis melalui teks tanggapan kritis. Mereka bisa menanggapi beragam isu dan msalah yang tengah hot di tengah masyarakat.
Kompasiana selaku platform sungguh mempermudah kinerja kita guru. Menghemat kertas dalam kegiatan literasi di sekolah. Setelah mereka membaca di perpustakaan sekolah mereka bisa menulis puisi, cerpen, dan artikel di platform ini.
Tentang penumbuhan keterampilan, melalui pembiasaan menulis konten di kompasiana ini baik pelajaran, hiburan, dan sastra sudah diterapkan di sekolah. Jenis tulisan yang mereka tulis beragam.
Tidak harus menulis pelajaran, bisa juga menulis sastra, seperti cerpen, novel, Â puisi. Tujuan kegiatan menulis tersebut adalah untuk membudayakan cinta menulis di kalangan siswa.
Gerakan literasi selama ini masih sering diterjemahkan masyarakat sebagai gerakan membaca saja. Terjemahan masyarakat itu memang benar adanya. Sebab membaca adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa siswa di samping menyimak, berbicara, dan menulis.
Karena merupakan bagian dari literasi, membaca tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan menulis. Pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa menulis. Melalui membaca jalan untuk mendapatkan pengetahuan.
Orang bijak pun mengatakan bahwa buku jendela dunia. Bila buku jendela dunia, membaca kunci untuk membuka jendela dunia itu. Tanpa membaca, tidak mungkin terbuka jendela, tanpa membaca muridku tak bisa menulis..
Melalui platform ini dua kegiatan literasi sudah terjawab. Di sini muridku bisa membaca dan bisa menulis. Ibarat pepatah, sambil berenang minum air. Sambil menulis membaca. Sebab platform ini menyediakan beragam bacaan dalam kategori beragam. Bacaan-bacaan yang ditulis penulis dari berbagai penjuru dunia.
Ya, Kompasiana Platform keren karena Meringankan Tugas Literasi Guru untuk Siswanya. Selamat Ulang Tahun ke 15 Kompasiana. Makin dewasa tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H