"Berapa lama tuh, Mbak?" Tanyaku lagi.
" Eh, bisa dua malam sampai seminggu, Dek. Biasanya, hari ketiga izin pulang kampung lagi, Dek."
Akupun manggut-manggut. Ternyata bukan suamai Marni saja yang butuh pulang kampung. Suami Mba Eka juga. Ketika para suami mereka butuh pulang kampung, istri-istri mereka malah happy. Bisa begitu ya?
Mirip lagu Runtuh yang dipopulerkan oleh Feby Putri dan Fiersa Besari kali ya? Perasaan yang sedang tidak baik-baik saja, namun tetap mencoba bahagia. Tersenyum.
Yah, pastilah perasaan Mba Eka dan Marni sahabatku sedang gundah ketika suami mereka butuh pulang kampung. Namun, di hadapan pelanggan toko Mba Eka harus ceria. Begitu juga dengan Marni sahabatku, di depanku dan asistenya, ia tetap lucu dan ceria.
Terbangun di antara sepi. Di depanku mereka bersikap ramai. Bercanda. Meski sebetulnya ada luka di hati mereka. Namun, tetap berpura-pura bahagia. Tapi saat sendiri malah menangis.
Yah, memang seperti inilah harusnya berpura-pura tertawa dan ramai di depan sahabat meski menangis di kala sendiri. Yah, terluka ketika suami butuh pulang kampung. Drama rumah tangga yang unik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H