4. Apa saja sistematika dari laporan yang kamu baca?
5. Bagaimana bahasa yang digunakan pada laporan?
Ternyata dari 30 siswa, 4 siswa menjawab tidak pernah. Setelah dilakukan dialog dan penjelasan, mereka pun mengatakan, pernah bikin laporan pada pelajaran Prakarya dan Biologi. Misalnya Laporan Pembuatan Tape, Toge, dan Tempe.
Setelah kemampuan siswa terdeteksi seperti di atas, guru pun tentu lebih mudah untuk berdiskusi dan memotivasi siswa dalam pembelajaran laporan.
Jadi, apa sih fungsi tes diagnostik dan non diagnostik itu?
Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, pertama, mengidentifikasi masalah siswa dalam belajar.
Kedua, mengidentifikasi kesalahan yang dialami siswa sebelum belajar.
Ketiga, merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesalahan yang telah teridentifikasi tersebut.
Tes diagnostik non-kognitif pun tak kalah pentingnya bagi guru. Tes ini digunakan mengukur atau mengetahui kondisi psikologis dan emosional siswa. Beragam emosi siswa dari rumah.
Ada yang telat subuh, telat bangun, dimarahi ibunya, kehilangan sepatu sebelah, kaus kaki sebelah, dan banyak lagi drama mereka di pagi hari sebelum menuju sekolah.
Makanya sebelum memulai pembelajaran tes ini bisa kita andalkan. Tes ini dapat pula digunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa selama di rumah mereka, kondisi keluarga mereka, pergaulan siswa, gaya belajar, karakter, dan minat bakat siswa.Â