Ekskalasi persoalan ini sebenarnya sudah lama didiamkan dan sekarang terus berulang. Ketidaktegasan aparat terhadap turis tentu menjadi akar masalah. Badan Pusat Statistik, dilansir KOMPAS.id, kunjungan turis ke Indonesia pada Januari 2023 mencapai 735.950 kunjungan.
Turun 17,78 persen dibanding Desember 2022, namun, melonjak 503,34 persen dibanding bulan Januari 2022. Sebenarnya, ada juga di wilayah lain di Indonesia, hanya saja tak tereksposkah?
Untuk daerah Sumatera Barat turis terkendali. Jumlah merekapun tak sebanyak di Bali. Perilaku turis asing di tempat ini pun sopan dan ramah. Terutama mahasiswa di ISI Padang Panjang. Mereka terlihat bergaul dengan wajar.
BPS atau Badan Pusat Statistik Sumatera Barat mencatat bahwa wisatawan mancanegara masuk ke Sumbar melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Kabupaten Padang Pariaman pada Desember 2022 mencapai 3.062 orang dan ini jauh lebih banyak dibandingkan November 2022 sebanyak 709 orang.
2,8 juta atau 2.855.135 wisatawan yang mengunjungi Sumatera Barat, sepanjang tahun 2022. Menunjukkan peningkatan sebesar 100 persen dibandingkan tahun 2021, sebesar 1 juta atau 1.002.270 wisatawan. Tentu peningkatan itu karena pelonggaran kegiatan masyarakat telah pulih lagi.
Hanya turis asing di Bali yang cenderung "berulah" nampaknya. Kita tetap mempromosikan potensi wisata di daerah Sumatera Barat melalui kampanye ' Visit Beautiful West Sumatera' mulai tahun 2022 ini.
Promosi  bagian program aktivasi pascapendemi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan 2023 ini. Ada tiga cara menarik wisatawan datang ke Sumatera Barat, ‘Budaya yang Khas’, ‘Makanan yang Lamak dan Lamak Bana’ serta ‘Alam yang Indah’.
Ketiganya terbungkus dalam Calendar of Event & Digital Book yang dapat diakses lewat scan QR atau website www.visitbeautifulwestsumatra.id.
Kemudian 85 event yang akan berlangsung sepanjang tahun 2023 di 19 kabupaten/kota Sumatera Barat, antara lain Tour de Singkarak, Festival Saribu Rumah Gadang, Pacu Jawi Pacu Itiak, Tabuik, dan masih banyak lagi.
Kira-kira apa sebab turis di Bali berulah?