Bagaimana penilaian Anda atas tingkah laku para bule atau Wisman (Wisatawan Manca Negara) yang dinilai mulai meresahkan di Bali seperti tangkapan foto di atas?
Para turis asing itu mengendarai sepeda motor sewaan tanpa menggunakan helm di sepanjang  Jalan Pantai Kuta, Badung, Bali, tepatnya, Senin 13 Maret 2023 lalu. Bahkan tak berbaju. He he he.
Gubernur Bali sendiri, Wayan Koster mengimbau turis asing tersebut agar mematuhi segala peraturan yang berlaku.
Namun peraturan kita di Indonesia harus memakai helm ketika berkendara tak digubris. Pemerintah terus meminta kepada turis agar menggunakan kendaraan yang disediakan oleh agen perjalanan saja, tak perlu menggunakan kendaraan sendiri.
Selain tak berhelm dan tak berbaju, banyak turis asing yang ugal-ugalan saat mengendarai sepeda motor mereka.
Bali kini menghadapi persoalan baru yang meresahkan. Kelakuan negatif para turis asing itu menjadi sorotan saat ini. Tiap hari, Bali tak lepas dari pemberitaan seputar kelakuan ugal dan nakal bule-bule yang berkunjung.
Dalam berkendara, bule banyak yang ditilang lantaran tak pernah mematuhi aturan berlalu lintas. Berkendara sepeda motor tanpa mengenakan helm, tanpa baju, mengubah dan memodifikasi pelat nomor kendaraan, dan tidak pula membawa surat izin mengemudi.
Terbaru, tertangkap 78 warga asing pada razia kendaraan yang digelar polisi di Kabupaten Gianyar. Mereka Warga Negara (WN) Rusia yang ketahuan melanggar 41 orang, Australia 19 orang, Amerika Serikat tujuh orang, Turki satu orang, China tiga orang, Jerman tiga orang, dan India empat orang.
Pada sektor ekonomi, bule-bule di Bali menyalahi izin berwisata. Mereka bekerja secara ilegal. Terungkap sejumlah kasus bahwa ada bule yang menyambi menjadi fotografer, berbisnis rental kendaraan, membuka kursus, dan bisnis penyewaan vila.
Tindakan tegas yang perlu dilakukan apa? Mungkinkah kebijakan visa kedatangan wisatawan mancanegara itu perlu dikaji ulang? Terutama turis Rusia dan Ukraina yang memiliki visa pariwisata di Bali itu malah bekerja dan dengan tega mengambil lapak usaha masyarakat setempat.
Ekskalasi persoalan ini sebenarnya sudah lama didiamkan dan sekarang terus berulang. Ketidaktegasan aparat terhadap turis tentu menjadi akar masalah. Badan Pusat Statistik, dilansir KOMPAS.id, kunjungan turis ke Indonesia pada Januari 2023 mencapai 735.950 kunjungan.
Turun 17,78 persen dibanding Desember 2022, namun, melonjak 503,34 persen dibanding bulan Januari 2022. Sebenarnya, ada juga di wilayah lain di Indonesia, hanya saja tak tereksposkah?
Untuk daerah Sumatera Barat turis terkendali. Jumlah merekapun tak sebanyak di Bali. Perilaku turis asing di tempat ini pun sopan dan ramah. Terutama mahasiswa di ISI Padang Panjang. Mereka terlihat bergaul dengan wajar.
BPS atau Badan Pusat Statistik Sumatera Barat mencatat bahwa wisatawan mancanegara masuk ke Sumbar melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Kabupaten Padang Pariaman pada Desember 2022 mencapai 3.062 orang dan ini jauh lebih banyak dibandingkan November 2022 sebanyak 709 orang.
2,8 juta atau 2.855.135 wisatawan yang mengunjungi Sumatera Barat, sepanjang tahun 2022. Menunjukkan peningkatan sebesar 100 persen dibandingkan tahun 2021, sebesar 1 juta atau 1.002.270 wisatawan. Tentu peningkatan itu karena pelonggaran kegiatan masyarakat telah pulih lagi.
Hanya turis asing di Bali yang cenderung "berulah" nampaknya. Kita tetap mempromosikan potensi wisata di daerah Sumatera Barat melalui kampanye ' Visit Beautiful West Sumatera' mulai tahun 2022 ini.
Promosi  bagian program aktivasi pascapendemi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan 2023 ini. Ada tiga cara menarik wisatawan datang ke Sumatera Barat, ‘Budaya yang Khas’, ‘Makanan yang Lamak dan Lamak Bana’ serta ‘Alam yang Indah’.
Ketiganya terbungkus dalam Calendar of Event & Digital Book yang dapat diakses lewat scan QR atau website www.visitbeautifulwestsumatra.id.
Kemudian 85 event yang akan berlangsung sepanjang tahun 2023 di 19 kabupaten/kota Sumatera Barat, antara lain Tour de Singkarak, Festival Saribu Rumah Gadang, Pacu Jawi Pacu Itiak, Tabuik, dan masih banyak lagi.
Kira-kira apa sebab turis di Bali berulah?
Inilah jawaban salah seorang bule Rusia, Kate. Ia mengaku tak ada masalah wisatawan bertelanjang dada atau tak mengenakan baju di tempat wisata, Seminyak, Kuta, dan Canggu karena cuaca Bali sangat panas.
Penolakan muncul dan terjadi saat mereka mengunjungi kawasan yang cukup formal. Ia tak berkomentar terkait sanksi deportasi untuk turis yang melanggar aturan berkendara. Itu hak aparat.Â
Kate juga sependapat jika pengendara turis asing wajib memiliki SIM internasional. Ia ngeri kala melihat gadis Rusia kecelakaan di Bali, turis tersebut mungkin tak memiliki SIM, tapi tetap berkendara.
Juga tak ada salahnya turis tak memiliki SIM. Tapi belajar berkendara dulu di Bali. Mengunjungi objek wisata dengan kendaraan pengalaman menyenangkan dan sangat menantang di Bali.
Waduh, seharusnya ditilang. Diberi sanksi. Anak bangsa tanpa helm dan SIM ditilang. Tentu Wisman pun diberlakukan peraturan yang sama. Perlukah dideportase, tentu sesuai tingkat kesalahan. Bila salahnya besar dan mengancam negara tentu deportase. Tapi bila pelanggaran ringan cukup ditilang dan bayar denda sesuai Undang-Undang berlaku.
Adakah pengalamanmu bersaing kerja dengan turis asing yang memiliki visa wisata? Untuk Sumatera Barat tak ada persaingan kerja dengan turis asing yang memiliki visa. Semua akur saja.
 Meski butuh tenaga, tak pernah warga Sumbar menggunakan jasa turis. Mereka dilayani dengan pelayanan prima karena orang Sumbar memang ramah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H