Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

4 Penyebab Anak Merasa Tak Percaya Diri

3 Maret 2023   18:41 Diperbarui: 8 Maret 2023   04:10 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tentu saja benar, kita tak bisa mengendalikan gen anak yang kita turunkan kepadanya, tapi kita bisa memengaruhi lingkungan tempat anak-anak kita dibesarkan," kata Raksha.

Menurut Raksha, orang tua adalah hal pertama yang memberi pengaruh terkuat untuk membentuk nilai dan harga diri seorang anak.

Seperti anak saya, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Ketiganya sangat kental dengan pengaruh saya selaku ibu mereka. 

Ketika saya amati mereka bergaul, mereka lebih memilih menjaga jarak dengan teman sebaya mereka bila teman mereka tak patuh dengan ide mereka.

Misalnya, mereka bertiga lebih suka berdiskusi pelajaran daripada pergi raun-raun ke sana kemari dengan teman sebaya mereka. Nampak kuat karakter mereka sebagai anak rumahan yang lebih oke belajar.

Demikian juga ketika usai ujian. Class meeting misalnya. Mereka lebih memilih pulang kampung daripada mengikuti program kegiatan yang berisi berbagai ajang perlombaan dan dilakukan antar kelas itu. 

Class meeting biasanya dilakukan setelah siswa menyelesaikan penilaian akhir semester (PAS) dan sebelum penerimaan rapor. Banyak anak antusias mengikuti, namun mereka lebih mau memilih ikut saya ke mana-mana.

Rasa percaya diri mereka juga dipengaruhi oleh dukungan saya. Bila saya ramah kepada guru mereka di sekolah, mereka jadi semangat belajarnya. Ya, mereka dapatkan percaya diri dari saya orangtuanya.

Ketika saya, orangtua terlalu sibuk dan kurang memperhatikan mereka, hal ini dapat membuat mereka lelah karena merasa dilupakan, tak diinginkan, atau kehadiran mereka tak penting, sehingga berdampak pada rendahnya rasa percaya diri anak.

Ketika anak saya mengikuti Ulangan Harian misalnya, bila saya tak dampingi mereka mengulang pelajaran di malam harinya, esok pas ujian pasti mereka curhat, "Bun, tadi UH. Tapi abang kurang pede jawabnya." (Pede=percaya diri).

Dokumen Pribadi Yusriana
Dokumen Pribadi Yusriana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun