Bughhh. Tuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut. Tut tut tut tut tut.
"Aduh, pinggulku sakit, Ane!" Rintihku di atas batu-batu keras atribut rel kereta api. Ane sahabatku menarik dan memelukku hingga jatuh. Baru aku sadar mengapa ia kasar, ternyata aku sudah berdiri sambil berkhayal di atas rel kereta api simpang kampus itu.
Duh, malu sekali. Ketika aku melihat semua orang menatap kami. Di simpang ini banyak kedai kopi tempat nongkrong. Mereka semua nampak cemas dan berubah lega.
Aku dan Pikiranku tentang Pram hampir mengantarkanku ke dunia lain. Di simpang kompleks Singgalang menuju kampus ini memang sering terjadi kecelakaan tertabrak kereta. Ternyata saat di atas rel, kita tak mendengar suaranya datang.
"Bacarito jan di ateh rel, diak!" Teriak seorang Bapak.
(Bercerita jangan di atas rel, dek)*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H