Bahagia itu sederhana, begitu kata orang. Mengatakan saja mungkin mudah. Nyatanya banyak yang masih kesusahan untuk merasa bahagia. Mendatangkan perasaan bahagia pada diri sendiri itu ternyata tidak gampang. Kadang galau dan gundah masih datang menyapa, itu pula kata sebagian lagi.
Tak semua orang lo susah bahagia. Ada banyak juga orang yang bisa merasakan kebahagiaan justru dengan cara sederhana.Â
Dari sekian banyak populasi di bumi dan dari sekian banyak negara di dunia ini, Finlandia menempati peringkat pertama sebagai negara paling bahagia di dunia ini selama lima tahun berturut-turut menurut berdasarkan laporan salah satu majalah dunia.
World Happiness Report, melayangkan item penilaian kepada penduduk dengan mengambil sampel dari 156 negara di dunia diminta mereka untuk menilai hidup mereka mulai dari skala 0 hingga 10.
Skala 0 untuk nilai terburuk atau tak bahagia, sementara skala 10 untuk nilai tertinggi atau kategori sangat bahagia. Banyak faktor yang bisa membuat orang mudah bahagia. Mulai dari hal-hal kecil dan setiap inci dalam dirinya dia syukuri dan merasa sangat beruntung.
Bahkan untuk menghela nafas saja bisa jadi alasan bagi seseorang untuk merasa bahagia. Luar biasa banget, bukan? Yuk berbagi 5 tips berikut yang bisa bikin kita bahagia.
Pertama, bersyukur dengan tak membandingkan diri dengan orang lain
Tak pernah memamerkan kekayaan yang dimiliki kepada orang lain. Terbiasa berperilaku hidup sederhana. Memegang teguh pepatah "Kell' onni on, se onnen kätkeköön," dengan arti "Jangan bandingkan apalagi sombongkan kebahagiaan Anda."
Prinsip itulah pertama kebahagiaan. Meyakini dengan fokus apa yang membuat diri kita bahagia saja. Jangan pikirkan orang lain. Jangan sekalipun ingin pamer akan kesuksesan kepada siapapun. Nikmati saja.
Kebahagiaan yang dirasakan itu akan tercermin tulus saat berhadapan dengan orang lain. Saat bahagia, tentu mudah bersikap tulus. Seakan tak ada beban dalam bekerja dan menolong orang lain.
Nah, ketika Anda punya perasaan di atas terasalah gampangnya merasa bahagia. Apalagi bersyukur dengan hati. Syukur dilakukan dengan menyadari sepenuhnya nikmat Allah. Nikmat yang diperoleh semata-mata anugerah dan kemurahan Ilahi.
Syukur dengan hati akan mengantar manusia untuk menerima anugerah itu dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan. Syukur, betapapun kecilnya nikmat diperoleh.
Kedua, menetapkan standar untuk diri sendiri berdasar kebutuhan bukan berdasarkan orang lain
Langkah kedua menuju kebahagiaan sejati dengan menetapkan standar hidup untuk diri sendiri. Tak perlu  membandingkan standar diri dengan orang lain. Apalagi meminta persetujuan kepada orang lain.
Saat tertimpa masalah, orang yang sudah menetapkan standar hidup tak akan goyah. Ia gampang merasa bahagia dengan menghadapinya. Akan menguar dari alam bawah sadarnya pikiran positif. "Belum rezki aku." "Belum jobku." "Belum takdirku."
Banyak lagi ungkapan-ungkap postif muncul dalam menyikapi seberat apa pun masalah. Sejatinya pasti ada jalan keluarnya dan lama-kelamaan pasti akan bisa dilalui. Masalah memuncak dan perlahan menurun.
Kita yang punya mindset seperti itu tak akan mudah down oleh masalah hidup yang dihadapi. Pasanglah standar diri mencakup mengutamakan kesehatan, jangan begadang, makan makanan bergizi, rutin olah raga dan sebagainya.
Ketiga, memanfaatkan dan tak mengabaikan manfaat alam, saudara, dan teman di sekitar
Menganggap bahwa alam, saudara, dan teman memiliki peran penting terhadap kehidupan manusia. Alam memberikan ketenangan pikiran, energi, dan relaksasi. Sedangkan saudara bisa menjadi teman mengobrol tentang keluarga besar.
Adapun teman bisa menjadi teman diskusi. Jika perasaan mudah dibahagiakan oleh hal-hal sederhana, Anda pasti dikelilingi energi positif. Dengan demikian, kita dan orang lain merasa nyaman berada di mana saja.
Bahkan orang yang baru Anda kenal pun bisa cepat merasa akrab karena menularkan aura positif kepada mereka. Biasanya memanfaatkan libur ke pedesaan sambil berkumpul dengan keluarga besar dan teman masa kecil bisa membuat bahagia.
Mandi-mandi di sungai. Makan di sawah dan memetik kelapa muda. Menyatu dengan alam, keluarga besar, dan teman sambil bakar-bakar ikan pancingan sendiri. Duh serunya.
Keempat, kembangkan diri dengan memanfaatkan dunia luar
Tak ada peralatan modern, tak ada listrik atau air mengalir di sungai, jernih. Di kolam banyak ikan. Menghabiskan waktu di alam terbuka dengan meningkatkan kemampuan bertahan hidup ala musim jadul dulu, justru mampu meningkatkan kesejahteraan, dan  proses pengembangan diri.
Ketika kamu gagal menghidupkan kayu bakar dengan korek api bisa menjadi lelucon membahagiakan. Mandiri dan coba sendiri di tengah alam terbuka. Kita bisa menjadi pribadi bahagia di tengah ketiadaan alat-alat modern.
Kelima, tuntutlah kebahagian dari diri sendiri dan jangan tuntut dari orang lain
Biasakanlah untuk mandiri. Bisa sendiri. Tak menuntut kepada orang lain. Apalagi menuntut kebahagiaan dari orang lain karena mereka takkan bisa menciptakan bahagia untuk kita. Hanya kitalah yang bisa menciptakannya.
Datangkan rasa bahagia itu. Nikmati pekerjaanmu. Nikmati kesendirianmu. Nikmati pikiranmu, dan nikmati kata hati nuranimu. Berpikir postiflah bahwa itulah yang terbaik untukmu.
Semua berasal dari diri sendiri. Coba dan cobalah untuk bahagia. Banyak senyum dan ucap terbaik. Kurangi menggunakan kata, "tidak" "tidak bisa," "jangan," "sebaiknya tidak," "tapi," atau kata-kata negatif dan ragu-ragu.
Apalagi saat membicarakan atau merespon tentang diri sendiri. Anda tak bisa merasakan bahagia jika terus menggunakan kata-kata negatif dan ragu-ragu. Ketika mendengar seseorang memberikan pujian, percayalah bahwa itu benar. Katakan saja terima kasih dan saya senang. Lalu senyum. Mari gunakan 5 tips di atas agar bahagia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H