Mandi-mandi di sungai. Makan di sawah dan memetik kelapa muda. Menyatu dengan alam, keluarga besar, dan teman sambil bakar-bakar ikan pancingan sendiri. Duh serunya.
Keempat, kembangkan diri dengan memanfaatkan dunia luar
Tak ada peralatan modern, tak ada listrik atau air mengalir di sungai, jernih. Di kolam banyak ikan. Menghabiskan waktu di alam terbuka dengan meningkatkan kemampuan bertahan hidup ala musim jadul dulu, justru mampu meningkatkan kesejahteraan, dan  proses pengembangan diri.
Ketika kamu gagal menghidupkan kayu bakar dengan korek api bisa menjadi lelucon membahagiakan. Mandiri dan coba sendiri di tengah alam terbuka. Kita bisa menjadi pribadi bahagia di tengah ketiadaan alat-alat modern.
Kelima, tuntutlah kebahagian dari diri sendiri dan jangan tuntut dari orang lain
Biasakanlah untuk mandiri. Bisa sendiri. Tak menuntut kepada orang lain. Apalagi menuntut kebahagiaan dari orang lain karena mereka takkan bisa menciptakan bahagia untuk kita. Hanya kitalah yang bisa menciptakannya.
Datangkan rasa bahagia itu. Nikmati pekerjaanmu. Nikmati kesendirianmu. Nikmati pikiranmu, dan nikmati kata hati nuranimu. Berpikir postiflah bahwa itulah yang terbaik untukmu.
Semua berasal dari diri sendiri. Coba dan cobalah untuk bahagia. Banyak senyum dan ucap terbaik. Kurangi menggunakan kata, "tidak" "tidak bisa," "jangan," "sebaiknya tidak," "tapi," atau kata-kata negatif dan ragu-ragu.
Apalagi saat membicarakan atau merespon tentang diri sendiri. Anda tak bisa merasakan bahagia jika terus menggunakan kata-kata negatif dan ragu-ragu. Ketika mendengar seseorang memberikan pujian, percayalah bahwa itu benar. Katakan saja terima kasih dan saya senang. Lalu senyum. Mari gunakan 5 tips di atas agar bahagia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H