Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manfaatkan Medsos dengan Pintar untuk Meraih Nilai Tinggi di Rapor Anak Lelaki

3 Januari 2023   22:43 Diperbarui: 4 Januari 2023   19:33 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak lelaki belajar didampingi Bunda: kompas.com

Bentuk kasih sayang yang mereka butuhkan, temani mereka saat belajar. Terutama anak lelaki. Anak perempuan juga. Hanya saja, anak lelaki lebih membutuhkan kasih sayang (pendampingan penuh) daripada anak perempuan saat belajar. 

Kadang mereka bersikap cool (sejuk, menenangkan) seolah bisa menyelesaikan semua sendiri. Tetap tenang dan tak ada wajah khawatir.

Jangan percaya Ayah Bunda. Anak lelaki, tipe penampilan cendrung meniru ayah. Masalah yang ada tak nampak di permukaan. Kasus besar kecil sama saja. Main bola terus. Ke sekolah pun semangat.

Bagi anak lelaki, teman utama. Dihukum bu guru biasa, tapi dicuekin teman no! Itu prinsip hidup mereka berdasar apa yang saya lihat dari 3 saudara lelaki saya dan 2 putra saya, plus murid-murid saya yang laki-laki.

Suatu hari, saya keluar dari Masjid usai shalat dhuha di sekolah. Saya lihat putra saya, saat itu duduk di kelas 8 SMP berada di luar kelasnya. Nungging-nunging seperti menulis di tangga lantai dua sebelah kelasnya. Meskipun menungging, saya tahu itu putra saya.

Saya amati terus dari lantai dua Masjid. Lelah menungging, iapun membalikkan badannya dan melakukan peregangan. Hops. Mata kami bersitatap. Ia menatap ke saya dan sayapun menatapnya. Saya melambai dan ia balas melambai.

Saya tersenyum. Pasti ia tak membuat tugas di rumah. Kebetulan kami pulang kampung mengantar belanja nenek. Sampai di Padang Panjang, sudah pukul 11 malam.

Pasaman - Padang Panjang PP atau pulang pergi 8 jam plus mereka mandi-mandi di Bendungan Sontang. Al hasil, tugas anak tak terpantau. Tentu, saya selaku orang tua yang salah. Itulah, salah satu kasus penyebab anak lelaki tak membuat tugas.

Di rumah, orang tua tak bertanya, apakah ada tugas. Di kelas, tentu ia mendapat teguran, mungkin amarah dari gurunya hingga diberi sanksi keluar kelas dan kerjakan tugas di luar kelas karena guru dan siswa lain akan mengoreksi tugas.

Bukan sekali dua kali lo Bun, anak lelaki saya tak bikin tugas. Tapi sering dengan alasan: lupa menulis soalnya, buku ketinggalan di kelas, dan buku dipinjam teman.

Demikian juga murid lelaki saya di kelas, catatan dan tugas tak ada. Untuk mengantisipasi mereka, setiap belajar, saya memeriksa catatan mereka. Tugas dikerjakan di jam belajar dengan soal berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun