Pernahkah Anda mendengar istilah membaca cepat? Tentu Anda pernah mendengar ini. Atau malah tanpa Anda sadari, Anda sering menyebutkan dua kata itu. Misalnya, ibu-ibu saat mendampingi anak belajar di rumah. "Ayo baca cepat, Nak!"Â
Samakah artinya membaca cepat dan baca cepat? Tentu tidak sama. Tapi tujuan keduanya sama. Lha kok bisa?
Membaca cepat merupakan salah satu teknik yang bisa Anda gunakan dalam membaca. Teknik ini mengutamakan kecepatan gerak mata tapi tak meninggalkan pemahaman atas isi bacaan yang dibaca.
Rata-rata orang berlatar pendidikan sekolah tinggi, mahasiswa misalnya, ideal membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah bersifat teknis. Istilahnya, membaca ekstensif.Â
Membaca ekstensif merupakan cara membaca dengan cepat suatu tulisan dengan cara melompat-lompat, memilih kata-kata kunci tertentu. Sedangkan versi 'Ayo baca cepat, Nak!' di atas bersifat menyuruh agar anaknya sekarang membaca.
Namun, tujuan keduanya sama 'membaca' berupa kegiatan manusia yang dilakukan agar segera mendapatkan informasi yang ada pada bacaan yang dibaca.
Teknik membaca ekstensif, seterusnya kita sebut di konten ini membaca cepat, sangat dibutuhkan. Terutama saat Anda berinteraksi di platform kompasiana ini dalam rangka member nilai dan komentar.
Membaca cepat bisa kita andalkan di antara kesibukan bekerja. Ketika kita akan memberikan nilai dan komentar kepada kompasianer , kita butuh informasi cepat agar bisa memberikan nilai aktual, bermanfaat, menarik, inspiratif, atau unik.
Jika kita memberi nilai  yang pas tentu yang kita beri nilai akan merasa senang dan puas. Apalagi informasi yang disajikan sahabat kompasianer sangat beragam dan cepat berubah detik per detik.
Untuk menyiasati kesibukan beraktivitas di tempat kerja dan interaksi di platform, Anda perlu teknik membaca cepat. Tak hanya itu, kebiasaan membaca cepatpun bisa menjadi modal bekerja dan memperkaya khazanah teknik membaca Anda setiap hari.