Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

5 Faktor Penyebab Anak Kurang Percaya Diri di Sekolah

26 Desember 2022   07:50 Diperbarui: 26 Desember 2022   17:29 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak percaya diri| Dok Freepik via Gramedia

Peran warisan genetika menurut studi itu lebih sedikit menentukan perilaku ketimbang faktor lingkungan yang menjadi model atau contoh yang dilihat dan ditiru anak lebih menentukan percaya diri anak.

Dr Sushma Mehrotra, Magister Psikologi Klinis, Psikolog ini pun meyakini jika orangtua memberikan rangsangan yang benar kepada anak, anak yang biasa-biasa saja pun bisa menjadi cemerlang.

Sebaliknya, jika anak kurang rangsangan, anak yang cerdas sekali pun tak akan mencapai potensi diri secara maksimal.

"Gen yang kita turunkan tidak bisa dikendalikan meski kita yang turunkan kepada mereka, tapi kita bisa memengaruhi sikap, pribadi, dan lingkungan tempat anak-anak kita dibesarkan," kata Sushma.

Orangtua dengan perhatiannya dan rangsangan yang diberikan merupakan pengaruh utama terkuat dalam membentuk nilai dan harga diri anak sehingga muncul menjadi pribadi percaya diri.

Kedua, Lingkungan yang Kurang Kondusif untuk Anak

Faktor kedua yang membuat anak tak percaya diri adalah lingkungan. Ketika interaksi antara anak dengan lingkungan terjadi maka akan terjadi pula proses informasi menjadi keterampilan, pengetahuan, dan sikap pada diri anak sebagai hasil dari proses pembelajaran di lingkungan.

Jika kondisi lingkungan tempat belajar anak kondusif maka ia akan memperoleh informasi positif. Di sekolah ia percaya diri karena informasi yang diperolehnya sama positif dengan lingkungan tempat tinggalnya. Ia pun bisa beradaptasi dengan teman sekolah dan gurunya.

Sebaliknya, jika kondisi lingkungan tempat belajar anak tak kondusif maka ia akan memperoleh informasi negatif. Di sekolah ia tak percaya diri, malu, bahkan menutup diri karena informasi yang diperolehnya tidak sama dengan lingkungan tempat tinggalnya. 

Di sekolah, informasi yang ada positif bertentangan dengan informasi lingkungan belajarnya, negatif. Ia pun tak bisa beradaptasi dengan teman sekolah dan gurunya.

Ia cenderung menjaga jarak dengan temannya atau justru memberi akibat buruk kepada temannya. Ia tak berkonsentrasi belajar karena sibuk memikirkan keterasingan informasi di sekolah dengan informasi di lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun