Sebagai orangtua siapkan seragam mereka 2 hingga 3 stel per jenisnya. Cek ketika kunjungan apakah masih lengkap. Begitu juga dalaman, makanan ringan, dan uang jajan. Diskusikan apa saja kebutuhan mereka. Tanya apakah cukup uang jajan mereka.
Keempat, Bermain DetektifÂ
Bermain detektif-detektifan sangat urgen untuk generasi sekarang. Bentuk tim yang bertugas untuk mengawasi siswa. Siapa uang jajannya yang banyak. Siapa uang jajan sedikit. Selidiki dan data berapa uang jajan si anak oleh tim detektif.
Bekerja samalah dengan ibu kantin atau toserba. Mungkin bisa dibantu CCTV. Pernah loh anak mencuri makanan hingga bertotal 1,5 juta. Setiap jajan bayar 1 dan gratis 5-an. Ibu kantin tahu. Setelah cukup bukti, baru dilapor ke pengurus koperasi.
Pola jajan anak bisa menjadi petunjuk bagi guru, pembimbing asrama, pemilik kos, orangtua, tim detektif, dan pengurus kantin, perlu diselidik dari mana anak memiliki uang jajan sebanyak itu. Konfirmasilah dengan orangtua mereka saat mereka pulang shoping.
Adakah anak diberi jatah uang untuk shoping ke swalayan atau mini market. Sehabis anak dari luar, shoping, di swalayan atau dapat jadwal boleh jajan ke supermarket, telisik belanjaan mereka. Wajarkah mereka jajan beratus ribu setiap akhir pekan?
Intinya, orangtua sangat berperan untuk menjadikan anak belajar mencuri dan mencegahnya. Perhatian dan kasih sayang kunci utama pula mencegah mereka dari mencuri.
Demikian pula pihak guru, sekolah, asrama, teman, ibu kos, dan ibu kantin perlu berkolaborasi dengan orangtua dalam mencegah anak mencuri. Dengarkan, selidiki, dan cek pengaduan mereka. Basmi bersama penyakit mencuri agar anak-anak normal kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H