Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Melangkah Menuju Langit

20 November 2022   00:32 Diperbarui: 20 November 2022   20:25 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melangkah Menuju Langit : istockphoto.com

Melangkah menuju langit sangatlah mudah tanpa pemandu teropong bintang, kita tinggal memejamkan mata hati dan terbentanglah jalan menurun terarah, mendaki sedang, berkelok indah, dan ramah. 

Jalan berhiaskan warna pelangi merah, kuning, jingga, ungu, biru, nila, dan hijau.

"Tahukah kamu kalau tiap jalan berbelokku bermanfaat?" Tanya jalan menuju langit. Jalan berbelok-belok  untuk melatih kekuatan, ketemapilan dariku menuju kelincahanmu nan menyesak.

Sedangkan jalan lurus bermanfaat untuk melatih keterampilan dan keseimbanganmu memutus perkara keadilan yang jamak.

Pelangi berwarna indah di jalan menuju langit itu laksana lentera menerangi dan memadu langkahmu melangkah menuju langit tinggi ketika mulai engkau ancang startmu dengan ancang-ancang posisimu.

Dengan meletakkan keputusan melangkah menuju langit di depan dan wajahmu ditekuk menatap harapan cita tergapai layaknya awan langit yang berarak lembut merayap.  

Lalu, posisikanlah dirimu di kanan dan letakkan di sebelah dirimu dengan diberi jarak sekitar satu kepal impian kita di kedua tangan di belakang garis start takdir dan ibu jari terpisah dari  empat jari lain.

Saling  menekan rapatlah yang bermakna merantai impian bersayap tipis ini pernah ditawarkannya kepadamu dalam janji nyata dan jingga tapi kau tolak karena jengah.

Kala itu kepada janji merah kuning hijau sedang engkau gantung fokusmu padahal kamu tahu dia tiada dayanya menyuguhimu tiga warna itu dalam pikir bersangkal.

Penyesalanmu tak memilih melangkah menuju langit dengan dua warna janjinya sudah terlambat karena kereta bermata tajam tak kembali berangkat.

Lagi untuk saat ini ketika engkau memutuskan dua warna tak sesuai ekspektasimu kala itu hingga kini menyisakan rindu untuk dibawa menuju langit biru tanpamu.

Karena sekarang ia telah melangkah menuju langit pilihan dengan penggantimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun