Pertemanan anak pun tak luput dari toxic. Mom and dad harus waspada. Ketika anak uring-uringan pagi hari jelang berangkat sekolah, bisa jadi ada toxic di sekolahnya. Perhatikan tingkah dan geraknya.
Bila ia tak gercep pagi hari dan wajah cemberut, waktunya bertanya. Kok, anak mom uring-uringan? Tatap matanya. Sentuh dagunya. Cium keningnya. Ada PR, kah?
Biasanya ia menjawab ngalur-ngidul. Tak mau to the point. Mom bijaklah menangkap ceritanya.Â
***
Dalam 3 hari si bungsu uring-uringan. Ketika ditanya mau diantar mom, ia bilang tak usah. Apakah PR susah, ia jawab tidak juga.Â
Keluarlah cerita malas dengan teman. Kebuka kran masalahnya, mom.
Penasaran, pura-pura sibuk di dapur, hidupin kompor. Masak telur dadar. Biasanya ia mengekor di belakang sambil cerita. "Si Jihan, Mom. Tiap hari minta duit adek."
Kaget, ha? Anak SD ngompas. Toxic.Â
"Udah berapa hari, Dek?" Tanya saya.Â
"Tiap hari, mom. Aku dan Keken jauhin dia. Tapi terus nguntit, minta dijajanin. Kesel, Dek!" Lanjutnya cemberut.
Saya pun ambil memo usai memasak. Saya tulis surat pendek.Â