Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelakor, Waspadai Kehadirannya, Mom!

13 November 2022   19:39 Diperbarui: 14 November 2022   17:58 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lihatlah senyum mereka Ayah, jangan biarkan sirna hanya karena orang ke3 : detik.com

Seorang teman, kita sebut saja namanya Ibu Ghina. Ia biasa menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi. Suaminya juga dosen di tempat yang sama. Bu Ghina masih honor dan suami beliau PNS.

Mereka dikaruniai 3 anak. Dua lelaki dan satu perempuan. Mereka memiliki satu sahabat wanita. Wanita ini sudah menikah juga. Punya anak juga 3. Tapi kurang jelas bagi saya jenis kelamin anaknya.

Lihatlah senyum mereka Ayah, jangan biarkan sirna hanya karena orang ke3 : detik.com
Lihatlah senyum mereka Ayah, jangan biarkan sirna hanya karena orang ke3 : detik.com
Singkat cerita wanita itu mendadak suka menempel pada suami Bu Ghina. Adapun suami Bu Ghina jika tiba di rumah, berubah tampang. Wajah biasa teduh ketika menatap istri dan ketiga anaknya, sekarang berubah berwajah merah padam.

Bu Ghina menatap suaminya. Ingin menyapa. Tapi suaminya lewat saja seolah tak melihatnya dan ketiga buah hati mereka. Nyeri dan ngilu menyesak di hati Bu Ghina. Perlahan matanya berkaca-kaca. Ia biarkan bola-bola kristal bening itu menggelinding.

Dua hari, tiga hari, seminggu, sebulan, dua bulan, tiga bulan hingga berbilang tahun suaminya berpenampilan seperti robot marah itu. Suaminya tak menyapa, tak memberi belanja, dan diam seribu bahasa.

Tahun kedua, jelang tahun ke tiga, Bu Ghina berbicara kepada suaminya. Meski takut dan sakit. "Abi--- bagaimana biduk rumah sakinah, mawaddah, wa rahmah kita ini?"

Tanpa diduga suaminya memberi kode melambai terbalik. Mengusirnya sambil berpaling. Dengan berderai air mata Bu Ghina berkemas bersama anak-anaknya. Mereka meninggalkan rumah itu dan pindah ke kota lain. Di kota saya mengenalnya sekarang.

Akhir kisah, si suami dan wanita sahabat mereka telah menikah. Bu Ghina hanya bisa gigit jari. Sekejap rasanya kebahagiannya dan anak-anaknya direnggut wanita bergelar pelakor itu. Terampas bahagia putra putrinya. Terampas jalan menuju surganya. Tentu sangat menyakitkan melebihi tersayat sembilu.

Bu Ghina terlihat tenang mendidik muridnya. Namun, di malam hari tentu rindu dan sembilu rindu menusuk-nusuk hati dan jantungnya. Tiada tempat mengadu selain ishtigfar dan menyebut asma penciptanya.

Imam Abu Ath-Thayyib menjelaskan hadits ini: "Maknanya, seseorang menipu atau menggoda istri orang dan merusaknya, atau merayunya sampai wanita itu meminta cerai dari suaminya agar dapat ia nikahi atau ia nikahkan dengan orang lain, atau selain itu."

Dalam Syarh Sunan Abu Dawud, Syaikh Abdul Muhsin menjelaskan, sering kali rusaknya rumah tangga dikarenakan adanya pihak ketiga yang merusak hubungan istri dengan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun