Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Susah Move On? Mungkin Cara Ini Bisa Anda Coba

11 November 2022   09:19 Diperbarui: 13 November 2022   18:50 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luka batin pasti dapat dialami oleh siapapun tanpa terkecuali. Beragam alasan mengapa seseorang mengalami luka batin, seperti mendapat perlakuan buruk dari orang terdekat atau orang lain.

Ketika membaca novel zaman Jadul, Anda mungkin sering menghayalkan dapat jodoh seperti tokoh novel yang dibaca. Romantis, lembut, perhatian, penyayang, dan setia.

Namun, ketika dihadapkan pada dunia nyata, Anda kaget ternyata si dia tak sesuai ekspektasi Anda. Malah ada yang bisa berpura-pura baik ketika pacaran, namun setelah menikah serasa di neraka.

Bahkan dari data pengadilan agama menyebutkan, 5 tahun masa pacaran, ketika menikah, cuma 5 bulan. Begitu berbanding terbalik antara kenyataan hidup suami istri dari sepasang kekasih.

Seperti lagu, hidup adalah panggung sandiwara. Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang. Peran lucu bikin orang terbahak-bahak. Peran sedih bikin orang menangis. Terkadang menyisakan luka batin.

Terkadang ada pula yang bisa berdamai dengan luka batinnya itu. Adakah yang benar-benar bisa mengukur seberapa lama seseorang bisa menyembuhkan luka batin yang dimilikinya?

Beberapa orang bisa memaafkan dengan mudah, ada pula orang yang butuh waktu  berhari-hari, minggu, dan tahun untuk bisa memaafkan.

Demikian juga Move on. Mof on atau penyembuhan luka psikologis untuk mengatasi pengalaman tidak mengenakkan, seperti patah hati atau kejadian traumatis, memang bukan hal yang mudah.

Bisa jadi tak bisa sembuh dengan hanya mengandalkan waktu. Mereka butuh pindah tempat tinggal, psikiater, dan obat-obatan. Luka psikologis tidak terlihat tetapi terasa dan berlangsung lebih lama.

Bisakah luka psikologis akan hilang seiring berjalannya waktu?

Sebenarnya ini tidaklah benar. Luka itu tentu takkan hilang oleh waktu karena luka itu mengendap jauh di dasar alam bawah sadar. Namun, bisa di simpan dengan melakukan aktivitas positif yang bisa mengalihkan ingatan manusia.

Manusia itulah, yang menjadi penyembuh luka itu. Ya penyembuh adalah diri sendiri. Andalah yang tahu kebutuhan Anda. Bagaiamana caranya, mungkin ini bisa membantu. Coba Anda baca di sini hingga habis.

Pertama, Anda harus yakin dan mengatakan pada diri sendiri bahwa luka itu bagian masa lalu. Masa lalu penting untuk menjadi pembanding luka dan bahagia. Tanpa ada luka tentu Anda tak akan merasakan nikmat bahagia dan tersenyum.

Kedua, berdamai dengan luka tidaklah buruk. Putuskanlah untuk berusaha memaafkan seseorang yang belum sepatutnya Anda memaafkannnya itu.  Sebab luka hati Anda adalah orang yang buruk.

Tak pantas Anda menabung luka itu di kening Anda. Biarkan luka itu seperti air mengalir. Masuk mulut lalu mengalir ke ginjal Anda dan berproses hingga menjadi sampah berupa urin.

Dengan demikian ucapkan kepada hati Anda bahwa Anda sudah memaafkannya lalu ucapkan good bye.

Bahkan menurut beberapa penelitian, memaafkan bisa menjadi metode yang perlu Anda lakukan untuk memulihkan diri dari luka yang ditorehkan seseorang.

Sehingga Anda dapat mengalami suasana hati yang damai sejahtera. Enak tenang.

Ketiga, Anda harus yakin dan yakinkan diri Anda bahwa Anda berhak bahagia. Maka sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Akan Anda temukan penggantinya yang mau menerima Anda apa adanya.

Karena di seberang Andapun akan ada sosok yang mempunyai tujuan sama dengan Anda mencari kebahagiaan.

Cobalah buka hati Anda dan buka mata Anda bahwa cinta akan hadir sesuai ekspektasi Anda asal Anda berpikiran positif dan mau memberi orang lain kesempatan untuk membahagiakan Anda.

Keempat, ketika Anda memaafkan dia sedikit demi sedikit, lalu meyakinkan diri bahwa Anda bisa bahagia, dan bisa mendapatkan yang lebih baik dari seseorang yang menorehkan luka itu berarti Anda telah mencoba self healing.

Self healing merupakan sebuah proses untuk menyembuhkan diri sendiri dari luka batin. Metode ini tepat dilakukan seseorang yang menyimpan luka batin atau dendam kesumat yang dapat mengganggu stabilitas emosinya.

Self healing ini berguna untuk menyelesaikan unfinished bussines yang bisa berakibat pada kelelahan emosi. Jika Anda sibuk memikirkan seseorang, justru hal ini sering kali membuat Anda lupa memikirkan diri sendiri.

Luangkan waktu untuk diri sendiri benar-benar akan menjadi langkah awal yang baik untuk menyembuhkan luka batin.

Misalnya, berkebun, berendam, ke salon, mengunjungi panti asuhan, mengunjungi saudara-saudara kita yang kurang mampu sambil berbagi, atau menulis di platform kompasiana ini atau blog sendiri.

Anda bisa memilih model cerpen, puisi, dan diary sebagai wadah mencurahkan isi hati. Ganti nama tokoh bila Anda tak ingin mengenang namanya. Seru melampiaskan pengalaman pahit dan manis melalui tulisan.

Uraikan semua dalam tulisan. Umpamakan tokoh pada cerita menyesal, berdamai, memaafkan, berbicara dengan diri sendiri, dan bertaubat. Wajar manusia berbuat salah karena manusia sejatinya bersifat khilaf.

Kelima, saat  Anda sudah menerima dan tidak berpura-pura lagi melupakan luka itu, tandanya luka batin mulai berangsur pulih. Anda sudah ada di titik mau menerima dan menghadapi rasa sakit serta siap memulihkan kondisi mental yang sempat terpuruk. 

Move on dari keterpurukan akibat luka batin, bisa dimulai dengan mau melakukan aktivitas positif demi membangun kembali semangat hidup. Bahkan Anda mau mencoba hal-hal baru agar fokus pada luka teralih.

Andapun makin konsisten melakukan hal-hal positif yang menyenangkan dan pastinya bisa membangkitkan gairah hidup yang sempat drop. Fokus mengelola emosi-emosi negatif yang muncul akibat luka batin secara lebih baik dan terarah.

Keenam, memang sesekali, kita mungkin akan teringat pada apa dan siapa yang menyebabkan luka tersebut. Kita akan senyum-senyum mengenangnya sambil berkata pada diri sendiri, bodohnya diriku kala itu. 

Meski ingatan itu muncul, tapi kita tidak lagi terpengaruh hingga menghentikan proses penyembuhan diri karena yang ada dihadapan kita saat ini lebih keren.

Rasa syukurpun muncul. Syukurlah aku terbebas darinya. Di titik ini kita mulai bisa mengapresiasi kemampuan untuk bertahan dan melalui pengalaman buruk yang dirasakan. Perlahan sembuh, dan ada kemajuan ke arah lebih baik.

Ketujuh, Pada fase ini luka semakin membaik dan sudah tidak lagi merasakan keterpurukan yang membuat tenggelam dalam kesedihan. Bahkan sudah tidak memiliki rasa benci dalam hati terhadap mereka yang pernah melukaimu karena sudah makin bersyukur.

Proses healing atas luka yang dirasakan, pemikiran untuk balas dendam pun hilang. Kondisi hari ini lebih menenteramkan jiwa dibanding kepuasan semu karena memilih memberi pembalasan setimpal pada mereka.

Delapan, semakin bisa memaafkan mereka yang membuat terluka. Hari ini pribadi baru yang sudah bersih suci mampu berdamai dengan masa lalu. Luka hanya menyisakan bekas tanpa rasa sakit lagi. Justru jadi pengingat atas keberhasilan melewati badai kehidupan. Senyum merekah dengan mata tulus penuh kepuasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun