Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Elegi Sekolah Bersama Sahabat Impian

31 Oktober 2022   23:13 Diperbarui: 1 November 2022   08:44 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingat kenangan pilu di sekolah itu, aku selalu berterima kasih kepada kamu semua sahabat. Andai kalian tak ada kala itu bagaimanakah kisahku di penghujung kelas lima itu hingga satu per satu mereka yang memusuhiku berubah baik di kelas 6 denganku. Kecuali Nur dan Eri tetap memecatku.

Aku lupa bagaimana aku melalui hari-hari berat itu hingga duduk di kelas 6. Lulus dengan nilai tertinggi 2 di bawah Sani. Sani memang cowok pendiam, kalem, kutu buku, dan tak bisa dikalahkan sejak kelas 1. Kudengar ia sekarang di Medan sebagai mantri.

Kalian suguhi permainan congkak, lompat tali, berenang, bahkan kalian temani aku buka usaha berjualan sayur di pasar kaget. Kalianpun ikut duduk menawarkan kentang, terung, bunga kol, cabai, dan beragam kebutuhan dapur.

Bahkan Uspa salah satu sahabat kita ikut pula menggelar dagangan yang sama denganku. Kita pun kala itu happy-happy berjualan di pasar kaget. Inilah kenangan manisku bersama para sahabat mengumpulkan uang receh di pasar kaget.

Teman yang baik, memang akan selalu ada di masa-masa sulit.  Begitu juga para sahabat sejatiku. Mereka tidak akan membiarkanku menangis  dan menghadapi masalahku sendirian meski aku kelas lima dan mereka baru kelas empat kala itu.

Mereka keren memberikan makna dalam hidupku. Kala kelas  lima itu  mereka juga menjadi alasanku untuk menjalani hidup yang lebih gembira. Mereka membuatku bisa membagi kebahagiaan dan kesedihan bersama.

Mereka bahkan memberi rasa aman kepadaku. Ketakutan dan gelisah dengan kehidupan pribadi menyakitkan di kelas, tak membekas di memoriku. Mereka ganti dengan senyum dan tangan melambai.

Mereka memberikan aura positif. Pengaruh positif itu kuat menempel ke dalam kehidupanku dan mereka. Ajakan mereka untuk perlahan-lahan meninggalkan kenangan buruk akan teman di kelas yang mungkin bisa memengaruhi kesehatan mental dan jiwaku di sekolahku kala itu.

Mereka mengajakku untuk tertawa bersama setelah lelah bekerja di pasar atau berolahraga lompat tali dan bermain petak umpet pada Minggu pagi yang cerah sebelum berjualan cabai lagi ke pasar kaget.

Sekarang aku kehilangan mereka.
Sahabat baikku yang tidak muncul dalam hitungan hari tapi akan hadir setiap hari dalam rindu hati ini. Jarak kami untuk memupuk pertemanan sedikit demi sedikit menipis seiring aku lulus sekolah, seiring pertambahan usia. Sekolah lanjutan. Terutama pernikahan.

Bisakah aku menghubungi mereka? Dalam beberapa kesempatan saja cukuplah. Berkenalan dengan suami mereka? Anak-anak mereka. Akupun akan mengenalkan suamiku dan anak-anakku kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun