Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hujat-Menghujat, Hentikanlah Wahai Saudaraku

25 Oktober 2022   18:55 Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:11 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memaafkan tentu lebih baik seperti nasihat Ayahanda Tjiptadinata Effendi pada salah satu artikel. Biasanya tiba di kelas pun sudah lupa kena hujat karena mendapati kurenah dan tingkah anak-anak nan lucu.

Mungkin karena sudah terbiasa mendapatinya berkarakter seperti itu. Bukankah konon katanya generasi milenial, generasi merasa diri paling hebat.

Begitulah siklus hujat menghujat di lingkungan yang kadang dianggap biasa oleh penghujat (pelaku hujat). Awalnya bercanda, tapi penerimaan si korban beda. Tergantung mood. Biarlah suasana hati kubawa pergi.

Begitupun ketika saya baru menghidupkan android. Muncullah notifikasi salah satu medsos berwarna biru muda bergambar unggas, sungguh sadis hujat-menghujat kubu A dan kubu B di medsos itu. Menurut penilaian saya yang pernah menjadi korban hujat, malah menjijikkan hujat-menghujat mereka. Sudah taraf atau level parah.

Sungguh malu saya manakala membaca nama mereka si penghujat dengan marga (suku batak/mandailing ) di belakangnya, sama dengan marga saya. Ingin menegur agar menanggalkan marga mereka, takut dianggap pro ke salah satu kubu.

Kadang kepikiran, apakah tak ada Undang-Undang kita di Indonesia ini yang bisa menjerat obrolan-obrolan menghujat itu?Hujat menghujat di dunia maya makin meluas di semua medsos. Semua adu kehebatan mereka. 

Mengapa sih harus ditanggapi? Apalagi jelang pemilu seperti saat ini. Medsos pun ramai saling hujat. Cela-mencela, caci-memaki, dan semua nama hewan di kebun binatang mendadak viral di seputar obrolan penghujat dan yang dihujat.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pernah meminta masyarakat untuk menghindari sikap saling menghujat hanya karena perberbedaan pilihan pada Pemilu 2024.

"Harapan saya agar rakyat tidak terkotak-kotak hanya karena berbeda calon dan aspirasi, apalagi hujat-menghujat dan bermusuhan hanya karena berada di pihak yang berbeda kubu dan partai," kata Sultan HB X usai Penandatanganan Nota Kesepakatan Sinergi Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Jumat kepada antaranews.

Dulu ketika jelang pilpres 2019, sayapun sangat gerah dengan gambar dan kata-kata menghujat di akun medsos saya. Saya tak terlibat obrolan mereka, namun obrolan menjijikan mereka masuk ke akun saya. Mungkin ada di antara mereka teman kita di medsos itu.

Perbedaan cara pandang politik memang sering menimbulkan gesekan atau pemicu di tengah masyarakat yang kebanyakan masih berorientasi pada primordialisme terhadap calon, bukan pada adu gagasan atau kecerdasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun