Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mimpi Tuan Putri

23 Oktober 2022   10:23 Diperbarui: 23 Oktober 2022   10:45 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istana Tuan Putri bangunannya besar dan megah. Bangunan ini didiami oleh keluarga besar kerajaan. Keluarga kerajaan berupa kepala negara yang sekarang dipimpin ibu permaisuri karena sang raja sudah mangkat.

Sejak raja mangkat petinggi negara lainnya juga sering berkunjung dan menetap di sini terutama Perdana Menteri Sosongko asuhan permaisuri.

Sekarang penguasa kenegaraan di negeri Barat, Timur, Utara,Tenggara, dan Selatan ini dalam koordinasi Perdana Menteri besutan dari koalisi Tenggara itu. Permaisurilah yang mengendalikan kinerjanya dari belakang layar.

Istana megah itu bercat putih. Tinggi. Halamannya dan sepanjang jalannya dihiasi bendera berwarna hijau toska. Di tengah bendera itu dihiasi gambar hewan bertaring tajam kebanggaan Tenggara, harimau. Ya, kelompok harimau ini yang sedang berkuasa saat ini. Tenggara.

Istana yang terletak di ibu kota negara sementara itu memiliki sudut arsitektur bersejarah. Halaman depan istana ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo di dalamnya. Di pendopo inilah perbincangan politik antara Permaisuri dan tamu-tamu negara Entah Berantah ini terlaksana.

Di tengah masyarakat sekarang, sedang beredar kabar bahwa Tuan Putri Tenggara menangis. Tangisannya tak bisa dihentikan siapapun. Termasuk sang suami yang tampan. Konon Tuan Putri menangis karena ia bermimpi.

Mimpi itu begitu nyata. Ia sangat khawatir mimpinya akan menjelma menjadi kenyataan. Mimpi itu begitu serasa asli terjadi karena gencarnya media massa memberitakan isi mimpinya. Ramalan-ramalan akan mimpi itulah yang membuat Tuan Putri tambah iba hati lalu menangis.

Malam itu seperti biasa Tuan Putri diantar para dayang ke kamarnya yang mewah. Suaminya sedang tak di istana. Suaminya sedang melakukan kunjungan ke berbagai pelosok untuk menyampaikan visi misi Tuan Putri jika nanti mencalonkan diri sebagai pengatur negara, Perdana Menteri.

Usai didongengkan oleh salah satu dayang tertua, ia pun tertidur. Jelang subuh ia bermimpi. Pada mimpi itu ia melihat Permaisuri dan perdana menteri melakukan pertemuan di pendopo istana. Banyak ketua partai menghadiri pertemuan itu.

Ia nyata melihat dan mendengar pidato Permaisuri bahwa Tuan Putri belum layak mencalonkan diri untuk maju memimpin negara. Tunggulah satu periode pemilihan lagi. Jika kita tetap memaksakan tuan putri maju maka koalisi kita akan kalah telak.

Sebaiknya kita selamatkan partai dan koalisi kita dulu saat ini. Istana kita takkan berarti lagi ke depan jika koalisi Istana Parlaungan yang menang. Istana Parlaungan memiliki kandidat pemimpin yang diprediksi para penasihat Permaisuri lebih unggul 3 kali lipat dari mereka.

Calon dari istana permaisuri yang memiliki peluang sama hanya Gubernur Tenggara, Gogo Suso. Jika Gogo yang ditampilkan, ia diprediksi akan terpilih jadi calon presiden dari partai berlambang harimau itu.

Sebetulnya, kondisi ini kesalahan Tuan Putri di masa ia remaja. Ia menolak Putra Pangeran dari Istana Parlaungan. Kini masa penyesalan itu telah tiba. Saingan politiknya Putra Pangeran dari Istana Parlaungan, Utara.

Pada mimpi itu, Tuan Putri melihat semua ketua partai koalisi yang hadir setuju jika Gogo yang menjadi saingan Putra Pangeran Istana Parlaungan.

Mereka bahkan berapi-api menyorakkan yel yel setuju, setuju, setuju. Informasi tersebut pun dibagikan melalui video dalam grup bernama 'Tenggara Maju' di laman jejaring media sosial Tenggara Maju.

Dalam unggahan video itu dituturkan bahwa Permaisuri, Perdana Menteri, dan partai koalisi sudah memberikan mandat kepada Gogo secara resmi sebagai bakal calon perdana menteri (capermen).

Berdasarkan hasil penelusuran Tuan Putri di dalam mimpinya, kabar yang mengklaim soal Gogo diberikan mandat sebagai capermen dari Istana Permaisuri itu sampai membuat Tuan Putri menangis sesenggukan.

Faktanya, dalam video itu menyatakan bahwa Gogo ditetapkan sebagai capermen istana mereka. Ia merasa tak dihargai. Kesempatan belum diberikan tapi penilaian sudah dimulai. Bukankah itu kalah sebelum berperang?

Unggahan video lain berisi sejumlah orang yang memberikan pernyataan. Salah satunya ada Ifatu Majana teman masa kecilnya dari Barat. Hingga saat ini pun, Majana sudah ikut pula mengumumkan soal Tenggara Maju dan Timur Maju mendeklarasikan capermen dari mereka untuk pemilu mendatang juga Gogo.

Majana pun setuju jika capermen Timur Gogo bukan Tuan Putri. Begitu nyata Majana mengumumkannya. Begitu juga dari Selatan mereka menjagokan Putra Pangeran dari 

Utara, Istana Parlaungan. Sedangkan Barat separuh pendukung Parlaungan dan separuh maju bersama Majana.

Hari-hari yang dilalui Tuan Putri sejak mimpi itu mendebarkan. Meski suaminya, Perdana Menteri, dan Permaisuri menenangkannya, tapi ia belum bisa berhenti menangis. Harapan satu-satunya mungkin hanya duduk sebagai cawapermen. 

Tuan Putri kadang pasti merasa takut lalu segera berteriak memanggil suaminya dan sesegera mungkin  mengecek keberadaan Gogo dalam agenda Permaisuri. Di agenda itu tetap tertulis Tuan Putri capermen dan ---- cawapermen.

Meski hanya bunga tidur tetapi Tuan Putri tetap menangis dan ia galau manakala mengetahui arti dari mimpinya. Pasalnya, mimpi ini membuat psikologisnya terguncang karena rasa cemas atau ketakutan berlebih ketika bangun dari tidur.

Malam ini, Tuan Putri bermimpi lagi katanya. Ia bermimpi mandi di kali kerajaan. Tiba-tiba kepala air datang. Ia pun dan dayang-dayangnya menepi. Ia memegang akar kayu besar. Sekuat tenaga memanjat tebing di kali itu. Kata-kata tolong, tolong, tolong yang ia serukan tak ada yang mendengarnya.

Belum berhasil menaiki tebing, Tuan Putri dipanggil dayang-dayangnya. Ia pun terjaga dan mendapati dirinya di ranjang, bukan di kali. Ia mengedar tatap, dayang-dayangnya pun menebar senyum dan bertanya. " Tuan Putri bermimpi apa?"

Kali ini ia diam saja. Ia tak mau mimpinya di ketahui siapapun. Biarlah hanya ia dan hatinya yang tahu tentang mimpi ini. *

Padang Reno, Yusriana menulis untuk kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun