Jurnal JAMA Pediatrics melaporkan bahwa 1 dari 7 orang dewasa muda dan anak-anak saat ini memiliki krisis kondisi kesehatan mental. Faktor apakah yang menyebabkan mengapa krisis kesehatan mental meningkat di generasi Z.
Pola asuh orang tua
Majalah Forbes, seorang psikolog sosial dan Profesor Kepemimpinan Etis di Stern School of Business Universitas New York Jonathan Haidt mengatakan, pola asuh orang tua menjadi faktor utama mengapa generasi Z kerap mengalami krisis kesehatan mental.
Pola asuh orang tua yang terlalu protektif. Keselamatan anak sangat dikhawatirkan. Seperti di Amerika misalnya, orang tua semakin lebih protektif kepada keselamatan anaknya sepanjang 1990-an.
Begitupun kita di Indonesia, perilaku baby boomers dan milenial, memburu kerja dan lupa anak. Pada tahun tersebut, Indonesia juga mengalami krisis ekonomi yang sangat berdampak pada pola asuh orang tua.
Media Sosial
Perkembangan media sosial juga turut andil dalam peningkatan krisis kesehatan mental pada generasi Z. Haidt mengatakan, penggunaan media sosial memiliki beberapa hubungan dengan depresi dan kecemasan, terutama untuk anak perempuan.
Pola asuh tanpa pendidikan mental health dan sikap protektif orang tua ditambah perkembangan media sosial yang tak terkontrol menyebabkan mereka harus berdiri sendiri memilah-milah informasi. Mereka berorang tua ke media. Tak bisa berdiskusi dengan orang tua yang sibuk.
BBC menunjukkan bahwa generasi muda saat ini memang memiliki sifat-sifat yang dianggap oleh generasi sebelumnya sebagai tanda kelemahan. Tanpa mereka sadari bahwa merekalah yang mencetak demikian.
Para ahli sudah percaya dan memprediksi bahwa generasi yang lebih tua cenderung akan memandang generasi berikutnya dengan standar yang lama. Hal ini sudah menjadi seperti norma tanpa koreksi.
Hal senada pun dikemukakan Peter O'Connor, profesor manajemen di Queensland Institute of Technology, Australia, mengatakan, bahwa memandang rendah generasi yang datang merupakan sifat manusia yang sulit diubah.