Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Sebab Susah Memaafkan dan 3 Kiat Memaafkan Kesalahan Orang Lain

7 Oktober 2022   12:32 Diperbarui: 7 Oktober 2022   12:56 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susahnya memaafkan: idntimes.com

Manusia diciptakan Allah SWT dengan kelebihan dan kekurangan. Akibatnya, manusia kadang salah dan kadang benar. Benar dan salah bersifat relatif sesuai kondisi mental dan mood (suasana) hati yang menanggapi.

Kadang mood sedang happy hingga orang lain ditanggapi happy. Kala mood zonk (kosong) karena jelang haid bagi wanita dan faktor kantong kering (tak ada uang) bagi lelaki membuat moodnya negatif.

Ketika mood kondisi ini, respon kepada atasan, rekan kerja, dan siapa saja menjadi salah. Selain pernah berbuat salah karena mood down, tentu juga pernah menjadi korban atas kesalahan orang lain yang bermood down pula. Kejadian saling berbuat salah ini kadang kala bisa ditolerir jika masih di ambang batas normal. Tak bisa ditolerir jika sudah melampaui batas.

Rekan kerja di kantor kadang melampaui batas mempertontonkan mood downnya. Begitulah yang saya alami. Saat itu kami sedang berbicara artis berinisial LK dan pasangannya RB. Sedang hot diperbincangkan jelang makan siang dan jelang kerja dan bercerita dengan teman yang cocok.

Saat cerita mengalir, salah satu rekan kerja yang tak masuk group obrolan menyela, " Hoi, janganlah menambah dosa dengan membuat asumsi-asumsi. Amalanmu banyak nanti hilang,"

Pernyataan itu membuat kami cigin (lari) ke ruang kerja masing-masing. Pernyataan itu sebenarnya betul, dalam agama pun dilarang bergunjing. Gunjing akan menggugurkan pahala karena pahala akan berpindah kepada orang yang digunjing.

Namun, kondisi mood yang sedang down, kritikan di atas memunculkan kesal. Ketika kesal inilah muncul rasa tersinggung dan mungkin juga rasa marah. Alamiah, kesal, tersinggung, dan marah karena kita sedang tidak mengobrol dengannya. 

Sikap menyela di atas sering menimbulkan perselisihan di dunia kerja. Maka memilih lari lebih tepat karena background kami dalam bercerita sering tak menyambung sejak zaman dahulu kala (sejak kenal).

Lawan bicara di dunia ini ada yang memposisikan dirinya kepada kita selaku lebih kaya, lebih genius, lebih hebat, lebih alim, lebih dewasa, dan tentu rasa lebih lainnya, dia sendiri yang lebih mengetahuinya.

Menghindar lebih baik daripada berseteru atau mendengar ceramahnya. Ia lupa bahwa latar belakang hidup manusia taklah sama. Di daerahnya tinggal mungkin tak mengenal KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) seperti yang diberitakan menimpa sejoli LK dan RB.

Namun, di sudut dunia lain hal yang menimpa sejoli itu pernah tersaji di hadapan orang lain, makanya berasumsi, berkesimpulan, dan berharap LK bisa bersabar dan memberi kesempatan berubah kepada RB.

Manusia bersifat khilaf dan salah. Meskipun, di satu sisi RB salah, apakah ada yang membelanya kenapa RB sampai mencekik dan menghempaskan LK? Selama ini mereka romantis hingga beranak satu. Mengapa tiba-tiba ada KDRT.

'Mulutmu harimaumu' kata pepatah. Kadang kala tak disadari wanita ketika berbicara dengan suami harus hati-hati. Keluarga saya, selalu berpesan ketika kami pulang ke kampung, jangan sampai tangan suamimu jatuh ke tubuhmu karena ucapanmu yang menyinggung perasaan suamimu. Lelaki jika marah sering khilap mata.

Lebih baik ia merusak barang daripada merusak istri dan anaknya. Naif memang nasihat itu dan pasti membuat pro dan kontra. Tapi, inilah fakta lelaki di sudut dunia lain jika sedang tersinggung dan marah.

Kesalahfahaman di tempat kerja di atas menimpa saya hingga saya pun lebih memilih lari. Hehehe. Sayangnya, entah mengapa kadang kala kesalahfahaman orang lain itu sangat sulit untuk dilupakan. Apalagi kejadian itu akan berulang tiap hari karena rekan penyela di atas tak menyadari bahwa kita tak menyukai sifatnya. 

Meskipun lari, dihindari,  dan sudah dilupakan, seringkali muncul kembali sebagai sebuah ingatan yang cukup mengganggu perasaan. Berikut tiga penyebab yang membuat kita tidak mudah memaafkan kesalahan orang lain dan kiat agar kita tetap bisa menolerir kesalahannya.

1. Itikad Baik dan Menghindarinya

Itikad baik tidak juga diperlihatkan  dari seseorang yang berbuat salah kepada kita. Jangankan meminta maaf, malah ia masih mengulang menyela dan menyela kita setiap ada kesempatan. Memaafkannya tentu lebih baik daripada menanggapi ucapannya.

Bagaimana lagi ia seseorang yang tidak merasa dirinya punya kesalahan atau tidak bersedia untuk mengakui kesalahannya. 

Malah, justru ia merasa benar telah menyela kita karena ia bermaksud menasihati, katanya. Maklum generasi milenial vs generasi milenial. Kedua pihak merasa benar. Memang, tanpa ia sadari bahwa ia telah mempermalukan kita di hadapan teman kerja lain.

Sebetulnya kejadian yang berulang ini kadang bisa dihindari. Kadang tidak. Berpura-pura ke luar ruangan mungkin pilihan kita jika bertemu situasi tak bisa menghindari pertemuan dengannya.

Ketika suatu hal yang kita anggap salah tidak diakhiri dengan pengakuan, maka kita akan selalu ingat dengan kesalahan tersebut. Kalaupun suatu saat nanti orang tersebut memahami kesalahannya, tetap tidak mudah bagi kita untuk melupakan kesalahannya itu. Mendoakannya agar berubah dan memaafkannya tentu lebih mengademkan jiwa kita.

2. Sakit Hati dan Istikharah

Luka yang mengenai bagian luar tubuh terasa sakit, bisa berangsur sembuh, bekasnya pun bisa hilang dengan krim. Tapi luka karena sakit hati,  tak bisa disepelekan. Bahkan ada yang membawa sampai akhir kehidupannya.

Sulit melupakan kesalahan orang lain karena terlalu menyakitkan hingga kesalahan itu tidak dapat dilupakan.

Jika kondisi ini menimpa hati kita, dengan artian kita sudah berusaha sabar. Jalan kedua setelah menghindar adalah melakukan shalat dua rakaat. Shalat sunat istikharah. Pelaksanaan sholat ini bisa siap maghrib, sebelum isya, sesudah isya, dan tengah malam.

Niat shalat istikharah dan tata cara seperti shalat subuh, 2 rakaat. Doanya, ya Allah engkau memiliki ilmu sedang hamba tidak. Engkau Maha Mengetahui sedang hamba tidak. Ya Allah andaikan berteman dan berkumpul dengan teman kerja saya bernama ---- itu adalah terbaik bagi saya dan dia baik bagi agama hamba, kehidupan hamba didunia dan akhirat, maka lembutkan hati hamba kepadanya dan tetapkan hamba dalam sabar.

Tetapi jika berteman dan berkumpul dengannya hanya mendatangkan mudharat bagi hamba maka hamba berlindung kepadaMu, jauhkanlah ia dari hamba seperti Engkau menjauhkan timur dan barat.

3. Tidak Tulus Memaafkan atau Tulus

Ketika kita sudah melaksanakan shalat istikharah, biasanya durasi kita bertemu dengannya akan berkurang. Apakah kita yang bertambah sibuk atau malah dia yang sibuk. Keadaan ini dapat menghilangkan kerusuhan di antara dia dan kita. 

Kita pun perlahan bersedia untuk memaafkannya, maka ketika kita memaafkannya dengan setulus hati, kita akan melihat kelemahannya hingga kita maklum mengapa ia jealous kepada kita. Ketika kita memang butuh waktu untuk berpikir tentang ini, maka manfaatkan waktu dengan baik.

Intinya, ketika kita bersusaha sabar, istikharah, dan perlahan memaafkan atau melupakannya karena kesibukan maka damai telah hadir.  Yusriana menulis untuk kompasiana di Padang Reno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun