Ketika suatu hal yang kita anggap salah tidak diakhiri dengan pengakuan, maka kita akan selalu ingat dengan kesalahan tersebut. Kalaupun suatu saat nanti orang tersebut memahami kesalahannya, tetap tidak mudah bagi kita untuk melupakan kesalahannya itu. Mendoakannya agar berubah dan memaafkannya tentu lebih mengademkan jiwa kita.
2. Sakit Hati dan Istikharah
Luka yang mengenai bagian luar tubuh terasa sakit, bisa berangsur sembuh, bekasnya pun bisa hilang dengan krim. Tapi luka karena sakit hati, Â tak bisa disepelekan. Bahkan ada yang membawa sampai akhir kehidupannya.
Sulit melupakan kesalahan orang lain karena terlalu menyakitkan hingga kesalahan itu tidak dapat dilupakan.
Jika kondisi ini menimpa hati kita, dengan artian kita sudah berusaha sabar. Jalan kedua setelah menghindar adalah melakukan shalat dua rakaat. Shalat sunat istikharah. Pelaksanaan sholat ini bisa siap maghrib, sebelum isya, sesudah isya, dan tengah malam.
Niat shalat istikharah dan tata cara seperti shalat subuh, 2 rakaat. Doanya, ya Allah engkau memiliki ilmu sedang hamba tidak. Engkau Maha Mengetahui sedang hamba tidak. Ya Allah andaikan berteman dan berkumpul dengan teman kerja saya bernama ---- itu adalah terbaik bagi saya dan dia baik bagi agama hamba, kehidupan hamba didunia dan akhirat, maka lembutkan hati hamba kepadanya dan tetapkan hamba dalam sabar.
Tetapi jika berteman dan berkumpul dengannya hanya mendatangkan mudharat bagi hamba maka hamba berlindung kepadaMu, jauhkanlah ia dari hamba seperti Engkau menjauhkan timur dan barat.
3. Tidak Tulus Memaafkan atau Tulus
Ketika kita sudah melaksanakan shalat istikharah, biasanya durasi kita bertemu dengannya akan berkurang. Apakah kita yang bertambah sibuk atau malah dia yang sibuk. Keadaan ini dapat menghilangkan kerusuhan di antara dia dan kita.Â
Kita pun perlahan bersedia untuk memaafkannya, maka ketika kita memaafkannya dengan setulus hati, kita akan melihat kelemahannya hingga kita maklum mengapa ia jealous kepada kita. Ketika kita memang butuh waktu untuk berpikir tentang ini, maka manfaatkan waktu dengan baik.
Intinya, ketika kita bersusaha sabar, istikharah, dan perlahan memaafkan atau melupakannya karena kesibukan maka damai telah hadir. Â Yusriana menulis untuk kompasiana di Padang Reno.