Globalisasi berdampak pada munculnya budaya-budaya asing yang populer di kalangan generasi ini sehingga revitalisasi budaya diharapkan dapat mengalahkan popularitas budaya asing. Jadi, upaya tepat yang dilakukan guru dan orang tua dalam menghadapi tantangan demam k-pop tersebut adalah melakukan revitalisasi budaya luhur bangsa. Di antaranya, tari, membaca puisi, dan bernyanyi.
2. Menanamkan Nilai Agama
Nilai-nilai agama perlu kembali dikaji orang tua dan anak. Cara berpakaian menurut agama bagaimana. Apakah boleh laki-laki menyerupai pakaian wanita? Bolehkah laki-laki memakai lipstik. Begitu pun wanita berpakaian minim. Kurang bahan di sana sini.
Orang tua bisa coba bicara dengan anak terkait bahaya terlalu terobsesi dengan idola. Jelaskan siapa yang pantas diidolai. Tanamkan konsep mengenai menjaga etika dalam berperilaku dan pergaulan. Serta ajarkan anak untuk bisa memilih dan memilah hal apa yang patut diprioritaskan atau tidak. Belajar atau k-pop?
Orang tua juga hendaknya siap mendampingi remaja dan mulai belajar terkait permasalahan yang berhubungan dengannya. Termasuk mengenai aktivitas gen Z dan Alpha mengidolakan seseorang. Pastikan anak tidak berlebihan dan terobsesi dengan idola, agar tidak mengganggu perkembangan psikologis mereka kelak.
3. Mengalihkan Perhatian Anak
Pengguna internet dan media sosial paling banyak berusia di bawah 19 tahun. Hal ini harus diperhatikan dan diawasi oleh orang tua. Sebaiknya orang tus tahu terkait apa yang diakses oleh anak ketika sedang menggunakan internet dan sosial media. Orang tua bisa mulai memberikan peraturan terkait hal ini, misalnya membatasi waktu mengakses internet, atau langsung mendampingi anak ketika menggunakan media sosial.
Orang tua juga bisa mengalihkan minat anak dengan bercerita-cerita. Tentang k-pop yang mereka idolakan. Mengkaji lirik lagunya. Sudah cocokkah dengan anak lirik lagu k-pop. Katakan bahwa cinta dan rindu belum saatnya menjadi santapan mereka. Mereka masih polos dan lugu tanpa dosa.
Maka orang tua perlu memeluk, mencium, dan dekat dengan mereka hingga naluri ingin menonton k-pop dapat teralihkan. Banyaklah berbicara dengannya agar keponya kepada idolanya tertunda. Kebiasaan bertanya jawabnya dengan teman di groupnya pun tak terlalu panjang. Jika orang tua selektif pasti demam k-pop akan berangsur hilang tanpa paksaan. Alon-alon.
Lebih penting lagi jika bakat mereka kita salurkan dengan tetap memilih bakat yang sesuai nilai agama, budaya, dan adat istiadat setempat. Beri mereka pengertian bahwa pelajaran itu sangat berguna kelak.Hidup tak boleh hanya menikmati tapi juga harus ikut action.