Lalu, sesekali cobalah bermain game bersama mereka sebagai ungkapan rasa empati. Dengan begitu, mereka akan menganggap orang tua sebagai teman, dan kehadiran orang tua akan disetujui oleh mereka. Jangan biarkan mereka kesepian sehingga mereka mencari obat sepi di luar rumah dengan kongkow di rumah teman.
Resiko Kongkow di Rumah Teman
Kongkow, genk, circle, atau berkumpul-kumpul di rumah teman bukan pilihan. Apalagi untuk anak SD dan SMP. Di sini mereka akan belajar merokok, belajar berkata kotor, belajar mencela dan menghujat, bahkan mereka menonton dan mengupload gambar, film, dan situs porno.
Dari kongkow inilah mereka merasa tersinggung hingga suatu saat meledak dan saling menyakiti seperti kejadian di Bandar Lampung. Dari kongkow ini pula mereka memiliki perasaan lebih enjoy bersama temannya daripada bersama orang tua dan guru.
Generasi Z memiliki kecendrungan kuat bekerja sama. Ketika Anda selaku orang tua sibuk bekerja, tanpa disadari telah membentuk anak tidak komunikatif. Sementara mereka membutuhkan lawan bicara setelah jenuh dengan gadget mereka. Bahkan kondisi ini membuat mereka lebih menghargai teman circlenya daripada ortu dan guru mereka.
Nah kondisi inilah yang memicu mereka membentuk perkumpulan atau circle apalagi salah satu dari mereka menghuni rumah kos yang hanya ditempati dengan kakak yang masih SMA atau kuliah. Jadilah rumah ini sebagai markas mereka.
Lalu Bagaimana Anda Seharusnya Sebagai Orang Tua Generasi Z ini?
Anda harus tegas bukannya melindungi. Lakukanlah hal-hal berikut.
Selamat Tinggal Pengasuhan Overprotektif
Orangtua jangan paranoid yang menyebabkan melakukan tindakan proteksi yang berlebihan pada anak. Alih-alih melindungi, mereka justru sikap ini merusak kepercayaan diri anak.